Sunday, July 17, 2011

MUKJIZAT SHOLAT DAN DOA

  • Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Waspadailah Kerikil2 Tajam Dalam Keluarga

       Setiap keluarga selalu dihadapkan kepada kerikil-kerikil tajam atau problem rumah tangga yang dianggap biasa saja, bila dilihat secara sepintas seringkali disepelekan namun bila dibiarkan bisa melukai seluruh keluarga. Krikil-krikil tajam itu adalah, pertama, persepsi terhadap rizki. Kedua Egoisme. Ketiga, Perkembangan psikologis pasangan hidup. Maka waspadailah kerikil-kerikil tajam dalam keluarga sekecil apapun.

      Pertama, Persepsi Rizki. Sebenarnya Allah telah menjamin rizki hambanya, bahkan jika seseorang ingin menikah tetapi ekonominya masih berat, kata al Qur’an nikah saja, Allah yang menjamin rizkinya (in yakunu fuqara yughnihimullah Q/an Nur:32). Banyak pasangan ketika baru nikah belum memiliki harta apa-apa, tetapi kemudian mereka hidup berkecukupan. Sebaliknya ada yang ketika menikah sengaja mencari pasangan atau mertua orang kaya, ternyata tak terlalu lama sudah jatuh menjadi orang miskin. Ada yang semula suami lancar sebagai pencari nafkah, tetapi kemudian jatuh sakit berkepanjangan sehingga tak lagi produktif, kemudian sumber rizki berpindah melalui isteri. Persoalan saluran rizki bisa menjadi problem ketika orang memandang bahwa rizki itu hanya rizkinya, bukan rizki keluarga. Suami yang sukses kemudian menjadi GR (gede rumongso, maksudnya merasa dirinya sangat penting) memandang rendah isterinya. Ketika saluran rizki pindah lewat isteri, sang isteri juga kemudian menjadi GR, memandang sebelah mata suami. Inilah yang sering menjadi kerikil tajam, meski rizki melimpah, padahal sebenarnya rizki itu adalah rizki bersama sekeluarga.

      Kedua, Egoisme. Sifat egois dan tinggi harga diri sering mendistorsi persepsi. Ada ungkapan bahwa kata-kata itu tidak punya arti apa-apa, oranglah yang memberi arti. Ada orang tanpa beban apa-apa membeli mobil baru karena memang membutuhkan, tetapi tetangganya ada yang memberi arti sombong, sok, mentang-mentang, tak menenggang perasaan dan sebagainya. Dalam rumah tangga, sifat egois dan tinggi harga diri sering mengubah keadaan yang normal menjadi tidak normal, apa yang sebenarnya biasa-biasa saja, proporsional, dipersepsi sebagai tidak menghargai, menyakiti dan sebagainya, sehingga apa yang semestinya seiring sejalan berubah menjadi ada yang ngerjain dan ada yang merasa menjadi korban. Ada isteri atau suami yang merasa selalu disakiti, padahal tidak ada yang menyakitinya, merasa tidak dihargai, padahal harga seseorang itu sudah nempel pada dirinya.

      Ketiga, Perkembangan psikologis pasangan hidup. Pada dasarnya kita tidak bisa menghindar dari fitrah kita sebagai manusia. Setiap hari kita melihat, mendengar dan merasakan sesuatu, kemudian mempersepsikan dan merespon. Proses Stimulus & Respond. dinamis, bisa mendewasakan seseorang, bisa juga membuatnya menjadi terganggu kejiwaannya. Hubungan interpersonal suami dan isteri berlangsung sangat inten, lama dan peka. Hubungan itu kemudian bisa menumbuhkan kejiwaan mereka secara seimbang, menjadi sinergi, bisa juga jomplang. Hubungan interpersonal suami isteri itu mengandung muatan, partner seksual, partner sosial, dan persahabatan. Pada laki-laki muatan partner seksualnya itu pada umumnya stabil, partner sosialnya pasang surut dan partner persahabatanya berjalan lambat. Sedangkan bagi wanita, muatan partner seksualnya mulai menurun setelah monopouse, yang meningkat justeru partner sosial dan persahabatan. Pada usia paruh baya, ada suami yang padanya muncul apa yang disebut sebagai puber kedua dan puber ketiga. Pada masa puber kedua (usia sekitar 40 tahun) ada kecenderungan lelaki senang berdekatan dengan gadis belasan tahun, sedang pada puber ketiga (antara usia 50-60 th) lelaki tidak lagi tertarik dengan gadis belia, tetapi lebih suka berakrab-akrab dengan wanita paruh baya, yakni wanita yang sudah menunjukkan keberhasilannya sebagai wanita dewasa yang anggun. Gejala ini sebenarnya normal dan akan reda dengan sendirinya jika direspond secara proporsional. Tetapi jika oleh isterinya disalahfahami atau dicaci maki, gejala pubertas ini justru menuntut aktualisasi.

      Lantas bagaimana cara pemecahan masalah dalam menghadapi 'kerikil-kerikil' tajam? al-Quran memberikan panduan kepada pasangan keluarga agar berpegang teguh kepada taqwa ketika sedang mencari pemecahan masalah. Taqwa menjamin output berupa way out dan rizki, waman yattaqillaha jaj`al lahu makhraja wa yarzuqhu min haitsu la yahtasib. Taqwa artinya berpegang teguh kepada kebenaran ilahiyah dan konsisten menghindari larangan Allah, imtitsalu awamirihi wa ijtinabu nawahihi. Secara kejiwaan, takwa adalah aksi moral yang integral. Jadi, sesulit apapun problem, jika dalam pemecahanya berpijak pada komitmen taqwa maka jalan keluar maupun jalan masuknya baik, seperti semangat doa. rabbi adkhilni mudkhala shidqin wa akhrijni mukhraja shidqin wa ij'al li min ladunka sulthanan nashira. al-Quran secara khusus memberi membimbing kita agar menggunakan pendekatan ishlah dan mu'asyarah bi al ma'ruf, mau'idzah dan ihsan. Jika yang dicari itu islah maka Allah akan menolong, in yurida ishlahan yuwaffiqillahu bainahuma (Q/4:35). Ishlah mengandung muatan makna shulh (perdamaian) shalih (baik , patut dan layak) dan mashlahat (konstruktif). Baik suami maupun isteri harus mengedepankan niat berdamai, berpikir konstruktif dan tetap menunjukan perilaku yang patut. 

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  • Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Cinta Yang Membahagiakan

      Cinta itu membahagiakan. Apabila orang yang kita cintai jatuh terpuruk melakukan kesalahan kemudian kita yang menguatkan dan memberikan semangat untuk menjaga diri agar tidak terperosok pada lubang yang sama, karena kekuatan cinta sanggup memulihkan orang yang kita cintai dari keterpurukan. Cinta yang sanggup memulihkan apabila dilandasi dengan kekuatan cinta yang hanya berharap menggapai keridhaan Allah. Itulah yang terjadi pada seorang ibu, siang itu bagai tersambar petir, hatinya terasa perih, tubuhnya lemas, dihempas gelombang kehidupan, dunianya seolah runtuh, bagaimana mungkin, pernikahan yang dibina belum genap tiga tahun dengan bayi mungilnya, tiba-tiba sang suami mengajukan gugatan cerai. Pernikahannya relatif tidak ada permasalahan yang berarti. Terasa masih segar diingatannya. Ketika sang suami pamit untuk dinas keluar kota. Selama beberapa waktu. Kerinduan terobati lewat hape, terkadang SMS, semuanya berjalan begitu terasa indah. Sampai kemudian suami mulai susah dihubungi. SMS tidak pernah lagi dibalasnya.

      Meskipun demikian sebagai seorang istri, dirinya tidak pernah berprasangka buruk terhadap suami. 'Mungkin memang benar-benar sibuk' pikirnya. Hari demi hari dilalui tanpa ada kabar dari suami. Hatinya menjadi gundah. Apalagi bila ditanya tentang keberadaan suami oleh teman-teman di kantornya, ia menjadi bingung bagaimana harus menjawab. Sampai kemudian, datanglah surat gugatan cerai. 'Astaghfirullah,' ucapnya terpekik, sebelum limbung dan akhirnya jatuh pingsan. Setelah terbangun dari pingsannya, dunia menjadi terasa suram dan gelap gulita.

      Tiap hari dirinya menangis sehingga matanya menjadi sembab dan terlihat cekung, bayi mungilnya menjadi sering rewel dan menangis. sampai akhirnya ia bersama ibunda dan sang buah hati tercinta datang ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh dengan harapan Allah berkenan memberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan hidup. Ditengah kesedihan yang sangat mendalam, terasa mendapatkan kekuatan di dalam dirinya untuk mendatangi gugatan cerai suaminya di pengadilan agama. Sungguh diluar dugaan, disaat sidang pengadilan agama. Sang suami bersedia mencabut gugatan cerai apabila istrinya bersedia memaafkan dan menerimanya kembali. Air matanya berlinang. Kepalanya mengangguk. Bayi mungil itu dipeluknya. Tak kuasa isak tangis disaat sang suami mengakui bahwa dirinya melakukan kesalahan dengan tidak menjaga kesetiaan cinta dan kasih sayangnya. 

      Cintanya sebagai seorang istri benar-benar mampu memulihkan. Menghadirkan kebahagiaan bagi keluarga, bersama suami dan sang buah hati karena mengembalikan posisi suami seperti semula, tidak lagi mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu. Hatinya memiliki kekuatan cinta yang begitu besar yang berharap untuk meraih keridhaan Allah bagi keluarganya, mampu memberikan dorongan dan semangat kepada suami agar tidak terperosok pada kesalahan yang sama. Itulah cinta yang membahagiakan.

      'Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.' (QS. ath-Thalaq : 4).

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  • Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Pilar-Pilar Kebahagiaan Keluarga
      Pernikahan dua insan yang dipertemukan Allah dalam ikatan sunnah Rasulullah. Ibarat orang yang akan menempuh perjalanan jauh, Keberangkatan sepasang musafir yang akan mengarungi lautan kehidupan yang amat luas, penuh kehati-hatian dan selalu waspada agar sampai ke tujuan dengan selamat dan sejahtera. Sebagaimana yang dijelaskan di dalam al Quran surat ar-Rum/30:21. 'Di antara tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah adalah Dia menciptakan dari sejenismu pasangan-pasangan agar (kamu) masing-masing memperoleh ketenteraman dari (pasangan) nya, dan dijadikannya diantara kamu mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.'

      Pernikahan adalah ikrar antara dua mempelai untuk hidup berpasangan. Dalam Islam, hidup berpasangan merupakan fitrah kehidupan. Bukan hanya manusia yang disett untuk hidup berpasangan, tetapi benda-benda lain, hewan dan tumbuh-tumbuhan pun menurut Al Quran juga diciptakan Allah dengan berpasangan. 'Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu menyadari (kebesaran Allah).' (Azzariat/51: 49).

      Kualitas kita akan diketahui dan teruji hanya setelah kita hidup berpasangan, karena dalam hidup berpasangan akan dapat diketahui kualitas, kapasitas dan sifat-sifat kemanusiaannya. Dalam hidup pernikahan itulah seseorang teruji kepribadiannya, tanggung jawabnya, keibuannya, kebapakannya, perikemanusiaannya, ketangguhannya, kesabarannya. Begitu besar makna hidup berumah tangga sampai Nabi mengatakan bahwa di dalam hidup berumah tangga sudah terkandung separuh urusan agama. Separoh yang lainnya tersebar pada berbagai bidang, sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan aspek kehidupan yang lainnya. Dalam surat ar Rum 21 tadi disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan setting berpasangan dalam hidup perkawinan agar pasangan itu memperoleh ketenteraman, memperoleh sakinah.

      Al Quran menjelaskan, manusia disebut dengan istilah basyar dan insan. Basyar artinya manusia dalam pengertian persamaan fisik. Sedangkan insan mengandung pengertian psikologis. Kata insan terambil dari kata nasia yansa yang artinya lupa, dari kata uns yang artinya mesra, juga dari kata anasa yanusu yang artinya bergejolak. Jadi manusia pada dasarnya adalah makhluk yang memiliki tabiat mesra, tetapi suka lupa dan memiliki gejolak keinginan yang tak pernah berhenti. Selagi manusia dalam keadaan lupa diri dan dalam pengaruh gejolak keinginannya, maka ia tidak dapat merasakan ketenangan dan ketenteraman hidup. Nah dalam hidup berpasangan suami isteri itulah dimaksud supaya kita menemukan ketenteraman, yang diperindah dengan kemesraan. Rumah tangga yang ideal itu bagaikan lautan tak bertepi, segala ketegangan, kegelisahan, kecemasan, kesepian dan kelelahan akan hilang jika orang berlabuh dalam pelabuhan cinta mesra suami isteri.

      Apakah otomatis? tentu saja tidak, tergantung apakah persyaratannya itu dipenuhi atau tidak. Menurut hadis Nabi, suatu rumah tangga akan memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan manakala dipenuhi pilar-pilarnya, 'Jika Allah menghendaki suatu rumah tangga itu baik, maka Allah akan memudahkan terciptanya keadaan-keadaan sebagai berikut, Pertama, ada kecenderungan kepada agama di dalam rumah tangga itu. Kedua, yang muda menghormati yang tua. Ketiga, di dalam kehidupan sehari-hari mereka bergaul secara lemah lembut,. Keempat, sederhana dalam membelanjakan harta. Kelima, Mau interospeksi sehingga mereka mudah bertaubat. (H.R. Dailami)

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  •  Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Kebahagiaan Terindah
      Kebahagiaan terindah bagi seorang suami adalah mampu mengarungi kehidupan rumah tangga bersama istri dan anak-anaknya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Sebuah ketulusan cinta dan kasih sayang itu diuji oleh Allah dengan berbagai derita dan air mata, apakah kita mampu melewatinya? Ataukah menyerah bahkan malah meninggalkannya? Kekuatan cinta dan kasih sayang akan terlahir dari sikap yang penuh keikhlasan dan hanya berharap keridhaan Allahlah yang mampu mengarungi samudra kehidupan yang tak bertepi, berbagai terpaan badai dan gelombang mampu dilewatinya, itulah yang mewujudkan kebahagiaan yang terindah bagi diri seorang suami. Beliau adalah seorang bapak bersama istri dan anak-anaknya. Pada suatu hari keluarganya mendapatkan ujian, istrinya tubuhnya meriang, panas tinggi bahkan disentuh saja, ia menjerit. Saat itu juga segera dilarikan ke dokter dan dokter tahu apa yang dideritanya. penyakit yang diderita tidak mengenal watu dan tempat, bisa menyerang kapan saja. Bila penyakitnya muncul, semua persendian akan mengalami peradangan yang luar biasa sakitnya.

      Peradangan ini menimbulkan memar dan panas. Sebagai seorang suami, dirinya berusaha untuk tegar, ditahan air matanya agar sang istri kuat menghadapi sakit yang dirasakan. Dengan penuh kasih sayang ia merawat istrinya, mengangkat badan perlahan-lahan, meletakkan dengan pelan saat memandikan, memakaikan bajunya. Bersama anak-anak, mereka melayani sang ibunda tercinta dengan baik. Ditengah rasa pilu dihati, sebagai suami berusaha untuk tersenyum ketika wajah istrinya tengah menahan sakit. 'Alhamdulillah, Saya beruntung mendapatkan suami seperti ayah. Sabar dan ikhlas. Insya Allah, saya segera sembuh.' Tutur sang istri, wajahnya begitu terlihat tenang dan tidak sedikitpun mengeluhkan rasa sakit yang menderanya.

      Tentu saja ucapan sang istri membuat hatinya terasa perih, ia teringat bagaimana dulu ketika mereka bertemu dan kemudian memutuskan untuk menikah, diawal pernikahannya pahit getir kehidupan berumah tangga mampu dilewati bersama sampai kemudian anak-anaknya terlahir dan mengasuhnya hingga dewasa, tanpa terasa air matanya menetes, rasa takut kehilangan tiba-tiba muncul menghinggapi dirinya, mampu ditepisnya dengan berserah diri kepada Allah. Ditengah kecemasan itulah beliau datang ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh ke Rumah Amalia agar Allah berkenan memberikan kesembuhan bagi istri yang dicintainya. 

      Beberapa hari kemudian , dokter memberitahukan kepada beliau bahwa istrinya memiliki harapan untuk sembuh dan kondisinya semakin membaik. Bahkan diperkenankan oleh dokter untuk pulang ketika istrinya dinyatakan dalam keadaan sehat walfiat. Dirinya bersama anak-anaknya merasakan kebahagiaan, dengan penuh rasa syukur kepada Allah atas kesembuhan dan kasih sayang yang diberikan Allah bagi keluarganya. 'Terima kasih Ya Allah, atas limpahan kasih sayangMu untuk kami,' tuturnya dengan penuh linangan air mata.

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  • Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Kasih Sayang Dalam Keluarga
      Kasih sayang maupun hidup berkeluarga, keduanya merupakan fitrah kita sebagai manusia. Semua manusia ingin memperoleh kasih sayang dan ingin mengaktualisasikan kasih sayangnya. Orang yang beruntung memperoleh dua hal tersebut biasanya hidupnya ceria dan berseri-seri, kesulitan terasa mudah, yang berat terasa ringan, yang lama terasa sebentar. Sebaliknya jika tidak memperoleh, hidup menjadi gersang dan membosankan, hal yang biasa bisa menjadi ketegangan, yang ringan menjadi berat, yang sederhana menjadi rumit, yang sebentar terasa lama. Hidup berpasangan juga sudah menjadi fitrah kehidupan, bukan hanya bagi manusia tetapi jga bagi makhluk hidup lainnya. Orang yang belum dapat pasangan, dalam alam bawah sadarnya selalu mencari atau menunggu, yang secara tegar mengatakan bahwa ia lebih enak hidup sendiri tanpa pasangan sesungguhnya merupakan pelarian dari tidak ditemukannya pasangan yang cocok. Hidup berkeluarga juga merupakan fitrah kehidupan. Dorongan untuk untuk hidup berkeluarga bukan pertimbangan rasional tetapi merupakan dorongan naluriah. 

      Menikah adalah sesuatu yang didambakan oleh setiap orang. Menikah juga dipandang sakral oleh agama. Tetapi hidup berumah tangga itu sendiri merupakan misteri dari kebahagiaan. Ada orang yang hidup dengan amat sangat sederhana, tetapi mereka merasakan kebahagiaan yang prima dalam kehidupan rumah tangganya. Sebaliknya ada orang yang memiliki kelengkapan fasilitas hidup, sandang pangan papan, kendaraan, uang, perhiasan tetapi mereka tidak menemukan yang di dambakan, sebaliknya, semua kelengkapan materi itu justru tak bermakna apa-apa. Dalam pandangan Islam, pernikahan adalah suci, sunnah Rasul dan ibadah. Oleh karena itu setiap muslim seyogyanya menikah secara Islam, berumah tangga secara Islam dan hidup secara Islam. Perselisihan dalam rumah tangga, bahkan perceraian, adalah sesuatu yang manusiawi belaka, tetapi al-Quran menganjurkan untuk selalu islah, memperbaiki diri, dan memilih jalan yang terbaik.

      Dalam Bahasa Arab mengenal 60 istilah cinta, tapi dalam al Quran hanya disebut 7 jenis cinta, yaitu 1. mawaddah, 2. rahmah, 3. mail, 4. syaghaf, 5. ra'fah, 6. shobwah, 7. kulfah, kesemuanya ada dalam kehidupan keluarga, dalam keadaan keluarga stabil maupun ketika labil, cinta antara suami isteri maupun cinta antar anggota keluarga. Mari kita memahaminya satu persatu, yaitu.

      Pertama, Cinta mawaddah (Q/30:31) adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan nggemesi. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Mawaddah juga mengandung arti kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Cinta jenis mawaddah adalah jenis cinta yang mengasyikkan dan penuh gelora.

      Kedua, Cinta rahmah (Q/30;31) adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya.

      Ketiga, Silaturrahmi atau Silaturahim. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Quran , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. 

      Keempat, yang harus diingat adalah adanya dorongan cinta yang merusak harmony, yaitu mail (yang tidak adil), syaghaf (cinta buta), shobwah (cinta bodoh). Cinta mail lebih condong kepada yang baru, yang lama berjasa dilupakan, syaghof, cinta buta yang membuat lupa diri dan lupa daratan, shobwah, cinta yang disadari bodoh tetapi diteruskan.

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  •  Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Konsep Diri Negatif
      Terkadang di dalam kehidupan sehari-hari seseorang mendapat cobaan, sama sekali tidak diduganya. Tentu saja hal itu akan menimbulkan keterguncangan. Perasaan kedukaan pada tingkat awal dan perilaku yang mengiringinya sering membuat seseorang menjadi lupa diri dan sangat khas ditandai dengan konsep diri negatif tentang diri sendiri. Ia memandang negatif diri sendiri (Negative feelings Toward Self) . Semua yang dilakukannya atau apa saja yang ada di dalam dirinya dipandang negatif, tidak bermanfaat dan tidak berguna dalam hidup. Konsep diri negatif tersebut adalah kondisi yang tidak baik akibat dari kekecewaan. Ekspektasi yang terlalu tinggi atau harapan yang berlebihan terhadap kehidupan yang sempurna, semakin besar harapan maka semakin besar rasa penyesalan dan menyalahkan diri sendiri bahkan menyalahkan Allah sehingga hal itu semakin buruk atau negatif dalam memandang diri sendiri. Allah tidak pernah menganiayai hambaNya tetapi kita sendirilah yang telah menganiaya diri sendiri. 

      'Sesungguhnya Allah tidak pernah menganiaya manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang menganiaya diri mereka sendiri.' (QS. Yunus:44).

      Konsep diri menurut Carl Ransom Rogers adalah individu yang memiliki kemampuan ke dalam diri sendiri, mengerti diri, menentukan hidup dan mampu menangani masalah yang sedang dihadapi. Penggambaran pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dirinya dihargai, dicintai karena nilai adanya pada diri sendiri sebagai pribadi sehingga ia tidak bersifat defensif namun sepenuhnya menerima dirinya sendiri dan penuh kepercayaan terhadap diri sendiri. Konsep diri terbagi menjadi tiga dimensi, Pertama tentang diri, yaitu informasi yang anda miliki tentang diri anda sendiri, misalnya penampilan, jenis kelamin, perilaku. Kedua, Pengharapan, Pengharapan adalah gagasan anda tentang masa depan anda akan menjadi seperti apa kelak. Ketiga, Penilaian Diri. Penilaian diri adalah pengukuran anda tentang keadaan anda dibandingkan dengan apa telah yang anda dapatkan dengan seharusnya anda dapatkan itulah yang biasa disebut dengan harga diri. 

      Konsep diri ada kecenderungan terhadap dua hal, konsep diri positif dan konsep diri negatif. Apabila anda merasa tidak cukup baik dengan apapun yang anda telah miliki dan merasa tidak mampu mencapai apapun yang anda harapkan berarti anda memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri. Jika hal itu terus berlanjut maka akan mengarah kepada kelemahan emosional. Anda tertekan dan kecemasan secara kontinyu, kekecewaan emosional yang lebih parah, membuat anda menciptakan penghancuran diri. Konsep diri negatif bila terus menerus dibiarkan berkembang maka membuat tubuh mudah sakit, dihinggapi rasa putus asa dan depresi karena tidak adanya ketahanan batin yang kokoh. Akibatnya mengganggu sistem syaraf dan kekebalan tubuh seperti mudah gelisah, cemas, takut, khawatir, mudah pilek, batuk dan penyakit yang justru dianggap ringan dan sepele namun berdampak sangat besar dalam kesehatan.

      Lantas bagaimana bisa menghilangkan konsep diri negatif dan membangun konsep diri positif? Konsep diri negatif dapat dihilangkan dengan berdzikir kalimat 'alhamdulillah' yang disertai dengan pemahaman bersyukur. Mensyukuri bahwa Allah melimpahkan anugerah kehidupan dan kemuliaan untuk hidup anda. Apabila anda mengalami kebangkrutan dalam usaha maka tidak membuat anda menjadi kecewa dan putus asa, anda mampu berserah diri kepada Allah atas segala ketetapanNya pada sebuah kegagalan. Dzikir disertai dengan pemahaman ini yang membuat anda bisa segera bangkit, dalam waktu singkat anda mampu mengembangkan usaha yang lebih baik dan penuh keberkahan sehingga terciptalah citra diri yang positif tentang diri anda sendiri dan juga membuat hidup anda menjadi lebih sehat, lebih indah dan lebih membahagiakan.

      'Sesungguhnya Allah menyesatkan siapapun yang Dia kehendaki dan memberikan petunjuk orang-orang yang bertaubat kepadaNya. Yaitu, orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.' (QS. al-Ra'd : 27-28).

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  •  Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Perih Menyayat Hati
      Luka itu terasa teriris perih menyayat hati. Sosoknya perempuan yang sederhana, selalu tersenyum namun rapuh. Sekian tahun lalu dirinya berpisah dengan suaminya, tidak pernah dia membayangkan pernikahan itu hancur begitu saja tanpa disadari. Suami terpikat dengan perempuan lain. Disaat dirinya tersadar, semua terlambat, palu telah diketuk dan dia menjalani hari-harinya dengan luka perih dihati, hanya putri yang masih kecil ikut bersamanya. Harta, rumah, deposito bahkan mobil dibawa oleh sang suami. Derita itu seolah tak ujung, dengan bercucuran air mata dalam kesendirian harus menjaga putrinya yang tengah terbaring lemah di rumah sakit dan ketika putrinya bertanya, 'Ma, ayah mana? Kok nggak nengok putri?' Kata-kata yang keluar dari bibir mungil tak mampu dijawabnya, hanya isak tangis yang terdengar. Setelah sepekan menunggu di Rumah Sakit, dirinya menyaksikan bagaimana putri yang dicintainya menghembuskan napas terakhir. Didekap dalam pelukan. Tak kuasa untuk bisa menahan derita bagaimana harus menjalani hidup. 

      Sejak itu, dia selalu mengurung diri dalam kamar. Tak peduli siang, malam. Hari terus berlalu, yang ada hanyalah mengusap air mata dalam kesendirian, diam membisu dalam doa. 'Ya Allah, dimanakah Engkau? Kenapa Engkau timpakan ini semua kepadaku?' Dua bulan berlalu begitu cepat, wajahnya terlihat lebih kurus, tanpa makan dan hanya sedikit minum. Mukena yang dipakainya sudah terlihat usang. Bibirnya mengering sudah tidak lagi teringat berapa kali istighfar diucapkan. Memohon ampun kepada Allah. Ditengah kondisi tubuhnya melemah, seorang ibu datang menyuapi dirinya dengan bubur ayam. Kata-katanya begitu menguatkan hati, tidak mampu berkata apa-apa, hanya terisak tangis pilu. Pada saat itulah dirinya belajar untuk menerima realitas hidup. Kedatangan dirinya bersama seorang sahabat ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh dengan berharap Allah menyembuhkan luka dihatinya. 

      Dirasakan di dalam hatinya terasa ada kehangatan yang mengalir, memberikan kesejukan dan ketenteraman. Dia tahu, bahwa dirinya tidak sendiri, banyak perempuan yang mengalami seperti dirinya. Dia merasakan luka itu perlahan-lahan sembuh. Berulang kali mengucapkan syukur alhamdulillah, seolah dia mengerti maksud Allah, menjadi lebih mengerti kasih sayang Allah kepada dirinya. Yang manis mampu membuatnya tersenyum, kepahitan tidak lagi mampu membuat hatinya terluka. Dirinya tidak lagi terjebak pada masa lalu dan tidak menyesali apa yang telah terjadi. 'Saya yakin Allah, memberikan yang terbaik bagi setiap hambaNya.' tuturnya sore itu di Rumah Amalia. Wajahnya berbinar penuh senyuman. Kebahagiaan itu hadir di dalam hatinya dalam keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

      'Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedang dia orang yang berbuat kebaikan maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.' (QS. Luqman : 22).

      Wassalam,
      Zaini Sairei

  •  Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Perih Menyayat Hati
      Luka itu terasa teriris perih menyayat hati. Sosoknya perempuan yang sederhana, selalu tersenyum namun rapuh. Sekian tahun lalu dirinya berpisah dengan suaminya, tidak pernah dia membayangkan pernikahan itu hancur begitu saja tanpa disadari. Suami terpikat dengan perempuan lain. Disaat dirinya tersadar, semua terlambat, palu telah diketuk dan dia menjalani hari-harinya dengan luka perih dihati, hanya putri yang masih kecil ikut bersamanya. Harta, rumah, deposito bahkan mobil dibawa oleh sang suami. Derita itu seolah tak ujung, dengan bercucuran air mata dalam kesendirian harus menjaga putrinya yang tengah terbaring lemah di rumah sakit dan ketika putrinya bertanya, 'Ma, ayah mana? Kok nggak nengok putri?' Kata-kata yang keluar dari bibir mungil tak mampu dijawabnya, hanya isak tangis yang terdengar. Setelah sepekan menunggu di Rumah Sakit, dirinya menyaksikan bagaimana putri yang dicintainya menghembuskan napas terakhir. Didekap dalam pelukan. Tak kuasa untuk bisa menahan derita bagaimana harus menjalani hidup. 

      Sejak itu, dia selalu mengurung diri dalam kamar. Tak peduli siang, malam. Hari terus berlalu, yang ada hanyalah mengusap air mata dalam kesendirian, diam membisu dalam doa. 'Ya Allah, dimanakah Engkau? Kenapa Engkau timpakan ini semua kepadaku?' Dua bulan berlalu begitu cepat, wajahnya terlihat lebih kurus, tanpa makan dan hanya sedikit minum. Mukena yang dipakainya sudah terlihat usang. Bibirnya mengering sudah tidak lagi teringat berapa kali istighfar diucapkan. Memohon ampun kepada Allah. Ditengah kondisi tubuhnya melemah, seorang ibu datang menyuapi dirinya dengan bubur ayam. Kata-katanya begitu menguatkan hati, tidak mampu berkata apa-apa, hanya terisak tangis pilu. Pada saat itulah dirinya belajar untuk menerima realitas hidup. Kedatangan dirinya bersama seorang sahabat ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh dengan berharap Allah menyembuhkan luka dihatinya. 

      Dirasakan di dalam hatinya terasa ada kehangatan yang mengalir, memberikan kesejukan dan ketenteraman. Dia tahu, bahwa dirinya tidak sendiri, banyak perempuan yang mengalami seperti dirinya. Dia merasakan luka itu perlahan-lahan sembuh. Berulang kali mengucapkan syukur alhamdulillah, seolah dia mengerti maksud Allah, menjadi lebih mengerti kasih sayang Allah kepada dirinya. Yang manis mampu membuatnya tersenyum, kepahitan tidak lagi mampu membuat hatinya terluka. Dirinya tidak lagi terjebak pada masa lalu dan tidak menyesali apa yang telah terjadi. 'Saya yakin Allah, memberikan yang terbaik bagi setiap hambaNya.' tuturnya sore itu di Rumah Amalia. Wajahnya berbinar penuh senyuman. Kebahagiaan itu hadir di dalam hatinya dalam keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

      'Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedang dia orang yang berbuat kebaikan maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.' (QS. Luqman : 22).

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  •  Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Tuntunan Nabi Dalam Memilih Pasangan
      Wanita itu dinikahi karena empat pertimbangan, kekayaannya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah wanita yang beragama niscaya kalian beruntung. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) Dalam hadist tersebut Nabi Muhamad Shalallahu Alaihi wa Salam memberikan tuntunan kepada kita agar memilih pasangan yang memiliki agama, maka kalian akan beruntung, fadzfar bizatiddin, taribat yadaka. Hadis itu tidak menyebut fadzfar mutadayyinatan (orang beragama) tetapi bidzatiddin, orang yang memiliki agama. Kata dzatiddin disini mengandung arti substansi (jauhar) atau sifat (ardl) , jadi wanita atau pria yang dzatiddin adalah orang yang beragama secara substansial atau dapat dilihat sifat-sifatnya sebagai orang yang mematuhi agama

      Lalu apa substansi agama itu? secara vertikal orang yang memilih agama itu mengimani, meyakini sepenuhnya adanya Allah Sang Pencipta Yang Maha besar, Maha Adil, Maha Pemurah, Maha Pengampun, oleh karena itu sebagai manusia dan juga hamba Allah, ia tidak sanggup untuk sombong & sewenang-wenang. Secara horizontal orang yang beragama secara substansial akan berusaha secara maksimal menjadikan dirinya memberikan kemanfaatan maksimal kepada sesama karena tahu fungsi dan peran dirinya adalah pengejawantahan kasih sayang Allah bagi semesta alam.

      Nah, bayangkan bila memiliki suami atau isteri yang karakteristik keberagamaannya seperti itu tentu saja janji Rasul akan terbukti, yakni memperoleh keberuntungan. Wanita atau pria bizatiddin, belum tentu yang lulusan sekolah agama karena hal itu baru indikator lahir. Karakteristik bidzatiddin akan terasa dalam berkomunikasi, dalam berinteraksi, yakni subtansi agamanya akan terasa menyejukkan, menenteramkan, membangun semangat, menumbuhkan etos , mengagumkan. Dalam realita kehidupan ada orang yang beragama lebih menonjolkan syari’at lahir sehingga agamanya nampak gebyar-gebyar tetapi setelah sering berkomunikasi, lama berinteraksi dan berkali-kali bertransaksi, lama-kelamaan gebyar-gebyar agamanya tidak bisa diapresiasi, hilang kekaguman, hilang respek, meski tidak sampai menjadi musuh. Sebaliknya ada orang yang nampaknya sangat sederhana keberagamaannya tetapi setelah lama berkomunikasi dan berinteraksi, kekaguman muncul, sangat respek dan menjadi sumber inspirasi dalam menghayati keindahan hidup.

      Untuk mengenal lebih mendalam terhadap karakteristik psikologis dan dzatiddin seseorang juga dapat dicapai melalui kebersamaan dalam kepedulian terhadap problem-problem kemanusiaan, misalnya dalam bersama-sama memikirkan bagaimana mengentaskan kemiskinan, bagaimana menyelenggarakan pendidikan tepat guna bagi anak-anak miskin, bagaimana membela orang lemah. Nah dalam ajang kepedulian seperti itu jatidiri dzatiddin seseorang akan muncul secara orisinal. Jatuh cinta di medan juang seperti ini biasanya akan berlanjut menjadi pasangan suami isteri yang memiliki kesamaan visi, indah, bersemangat dan tetap berpikir besar, Jodoh yang dijumpai di medan juang kemanusiaan menjamin kesamaan visi.

      Wassalam,
      Zaini Sairi



  • Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Baju Untuk Ayu
      Belum genap setahun hidup dilaluinya di Ibukota bersama putrinya. Hidupnya tak menentu dan berpindah-pindah. Air matanya sudah kering mengalir dia tumpahkan dalam pengaduan kepada Sang Khaliq setiap sholat di masjid Istiqlal. Poto wajah kecil Ayu putri kesayangannya selalu tersimpan di dompetnya sebagai tanda cinta. Bajunya teramat lusuh. Wajahnya terlihat kuyuh dengan sepatu yang berlobang diujungnya. Kulitnya hitam legam terbakar sinar matahari.

      Setiap hari menyusuri jalanan untuk mengais rizki. Terkadang memaksa dirinya untuk mengemis demi sesuap nasi. Suara bising, asap knalpot sudah menjadi menu sehari-hari. Kakinya perih penuh luka kebanyakan jalan kaki. Batuknya beberapa kali terdengar. Hari makin tambah panas, belum sesuap nasi mampir ke perutnya. Matanya melelehkan air mata membayangkan wajah cantik putrinya yang berlari-lari menyambut dirinya pulang sementaranya perutnya melilit menahan lapar.

      Sambil duduk dia keluarkan secarik kertas tulisan tangan putrinya. 'Ayah, kalo ayah udah dapet duit jangan lupa beliin Ayu baju ya..ayah.' 

      Kertas itu kemudian dilipat dan dimasukkan ke kantong celana. Tangannya mengucap keringat dan air mata yang menyatu dipipinya. Direlung hatinya terasa perih bagai teriris sembilu. Wajah anaknya yang sedang tersenyum bagai pisau menusuk sampai ke hulu hatinya. Sejak istrinya meninggal dunia, hidup anaknya penuh penderitaan karena mempunya seorang ayah seperti dirinya. Keinginan untuk membahagiakan putrinya belum juga mampu diwujudkan. Pikirannya menjadi kalut tidak tahu bagaimana mendapatkan baju untuk putrinya.

      Matanya memandang kepada sebuah Supermarket diseberang jalan. Dia mendatangi Supermarket itu dengan wajah memelas mencoba berharap belas kasihan setiap pengunjung. Wajahnya yang kurus tak terawat tak membuat orang menaruh kasihan pada dirinya. bahkan orang yang melihat malah tidak menoleh sedikitpun. Tak seorangpun peduli padanya. Hatinya semakin perih dan menangis. Kakinya gemetar menahan lapar. Tubuhnya terasa rapuh. Wajah putrinya terlintas di dalam benaknya. Rengekan Ayu terngiang ditelinganya. 'Ayah, Ayu mau baju baru..'

      Tanpa disadarinya matanya melihat sebuah dompet tergeletak dimeja kasir. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri mengawasi orang-orang disekeliling dengan penuh keyakinan dia ambil dompet itu. Sekuat tenaga dia berlari menuju pintu keluar. Seorang Ibu berteriak, 'Jambret...jambret...' Orang-orang disekeliling Supermarket terkejut dengan teriakan itu. Beberapa orang berlari mencoba untuk mengejarnya. Nampak satu dua orang menghadang. Perutnya yang seharian lapar membuatnya tak berkutik. Bogem mentah dilayangkan diwajahnya. Mata berkunang-kunang. darah mengucur dibibirnya. Orang-orang yang sudah terbakar amarah tidak mempedulikan teriakannya meminta ampun. Bahkan sebagian orang meludahi wajahnya. 

      Wajahnya tersungkur menyentuh trotoar. Teriakan orang-orang tidak terdengar lagi. Terkapar tubuhnya dijalanan. Tidak tahu berapa lama dirinya pingsan. Kumandang adzan itu membangunkan dirinya seolah Sang Khaliq menyapa hati dan tubuhnya yang penuh luka. Berkali-kali dirinya beristighfar memohon ampun kepada Allah atas semua kekhilafan yang telah dilakukannya. Terucap kata lirih disaat wajah putrinya yang sedang tersenyum menyambutnya pulang. 'Ayu, maafkan ayah belum bisa membelikan baju baru buat Ayu.' 

      Ayu sang buah hati memeluknya, mencium mesra pipi ayahnya. Pertanda Ayu mengerti apa yang sedang terjadi. Malam kelam dibawah kolong mereka berdua menikmati singkong bakar, begitu terasa nikmatnya. Mensyukuri hidup dengan penuh kasih sayang. Sekalipun hari itu Ayu belum memakai baju baru.

      Wassalam,
      Zaini Sairi



  • Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Makna Keluarga Sakinah
      Makna keluarga sakinah adalah keluarga yang bahagia. Keluarga sakinah satu ungkapan untuk menyebut sebuah keluarga yang fungsional dalam mengantar orang pada cita-cita dan tujuan membangun keluarga. Dalam bahasa Arab disebut dengan usrah sa`idah, keluarga bahagia. Penggunaan nama sakinah pasti diambil dari al Quran surat 30:21, litaskunu ilaiha, yang artinya bahwa Allah menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap yang lain. Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Pengertian ini pula yang dipakai dalam ayat-ayat al Quran dan hadis dalam kontek kehidupan manusia. Jadi keluarga sakinah adalah kondisi yang sangat ideal dalam kehidupan keluarga, dan yang ideal biasanya jarang terjadi, oleh karena itu ia tidak terjadi mendadak, tetapi ditopang oleh pilar-pilar yang kokoh, yang memerlukan perjuangan serta butuh waktu serta pengorbanan terlebih dahulu. Ada empat hal memahami makna keluarga sakinah diantaranya adalah.

      Pertama, bahwa nikah atau hidup berumah tangga itu merupakan sunnah Rasul bagi yang sudah mampu. Dalam kehidupan berumah tangga terkandung banyak sekali keutamaan yang bernilai ibadah, menyangkut aktualisasi diri sebagai suami/isteri, sebagai ayah/ibu dan sebagainya. Bagi yang belum mampu disuruh bersabar dan berpuasa, tetapi jika dorongan nikah sudah tidak terkendali padahal ekonomi belum siap, sementara ia takut terjerumus pada perzinaan, maka agama menyuruh agar ia menikah saja, Insya Allah rizki akan datang kepada orang yang memiliki semangat menghindari dosa, entah dari mana datangnya (min haitsu la yahtasib). Nabi bersabda: 

      'Wahai pemuda, barang siapa diantara kalian sudah mampu untuk menikah nikahlah, karena nikah itu dapat mengendalikan mata (yang jalang) dan memelihara kesucian kehormatan (dari berzina), dan barang siapa yang belum siap, hendaknya ia berpuasa, karena puasa bisa menjadi obat (dari dorongan nafsu). (H.R. Bukhari Muslim)

      Kedua, Bahwa tingkatan ekonomi keluarga itu berhubungan dengan kesungguhan berusaha, kemampuan mengelola (manajemen) dan berkah dari Allah. Ada keluarga yang ekonominya pas-pasan tetapi hidupnya bahagia dan anak-anaknya bisa sekolah sampai ke jenjang tinggi, sementara ada keluarga yang serba berkecukupan materi tetapi suasananya gersang dan banyak urusan keluarga dan pendidikan anak terbengkalai. Berkah artinya terkumpulnya kebaikan ilahiyyah pada seseorang/keluarga/masyarakat seperti terkumpulnya air di dalam kolam. Secara sosiologis, berkah artinya terdayagunanya nikmat Allah secara optimal. Berkah dalam hidup tidak datang dengan sendirinya tetapi harus diupayakan. Firman Allah. 

      'Sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa, niscaya Kami akanmelimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan dari bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami akan sisksa mereka disebabkan oleh perbuatan mereka./(Surat al A'raf, 96)

      Ketiga, Suami isteri itu bagaikan pakaian dan pemakainya. Antara keduanya harus ada kesesuaian ukuran, keseuaian mode, asesoris dan pemeliharaan kebersihan. Layaknya pakaian, masing-masing suami dan isteri harus bisa menjalankan fungsinya sebagai (a) penutup aurat (sesuatu yang memalukan) dari pandangan orang lain, (b) pelindung dari panas dinginnya kehidupan, dan (c) kebanggan dan keindahan bagi pasangannya. Dalam keadaan tertentu pakaian mungkin bisa diperkecil, dilonggarkan, ditambah asesoris dan sebagainya. Mengatasi perbedaan selera, kecenderungan dan hidup antara suami isteri, diperlukan pengorbanan kedua belah pihak. Masing-masing harus bertanya , Apa yang dapat saya berikan, bukan apa yang saya mau. 

      'Mereka (isteri-isterimu) adalah (ibarat) pakaian kalian, dan kalian adalah (ibarat) pakaian mereka. (Surat al Baqarah 187).

      'Sebaik-baik kamu adalah orang yang paling baik terhadap isterinya, dan aku (Nabi) adalah orang yang paling baik terhadap isteri. (H.R. Turmuzi dari Aisyah). 

      Keempat, Bahwa cinta dan kasih sayang (mawaddah dan rahmah) merupakan sendi dan perekat rumah tangga yang sangat penting. Cinta adalah sesuatu yang suci, anugerah Allah dan sering tidak rasional. Cinta dipenuhi nuansa memaklumi dan memaafkan. Kesabaran, kesetiaan, pengertian, pemberian dan pengorbanan akan mendatangkan/menyuburkan cinta, sementara penyelewengan, egoisme, kikir dan kekasaran akan menghilangkan rasa cinta. Hukama berkata, 'Tanda-tanda cinta sejati ialah (1) engkau lebih suka berbicara dengan dia (yang kau cintai) dibanding berbicara dengan orang lain, (2) engkau lebih suka duduk berduaan dengan dia dibanding dengan orang lain, dan (3) engkau lebih suka mengikuti kemauan dia dibanding kemauan orang lain/diri sendiri). 

      'Tidak bisa memuliakan wanita kecuali lelaki yang mulia, dan tidak sanggup menghinakan wanita kecuali lelaki yang tercela.'

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  •  Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Doa Yang Terkabul
      Setiap manusia selalu saja datang cobaan dalam kehidupan, tujuan Allah memberikan cobaan sebenarnya agar kita lebih mendekatkan diri kepada Allah. Ada seorang bapak yang selama hidupnya jauh dari Allah. Sampai ada satu peristiwa yang begitu mengejutkan sehingga menyadarkan dirinya betapa Maha Besarnya Allah telah menegur dirinya. Anaknya yang pertama, teramat dicintainya sakit. Tiba-tiba perutnya mengembung. Anaknya menangis terus menerus. Tanpa berpikir panjang dirinya segera membawa anaknya ke rumah sakit. Sebagai seorang ayah tak kuasa dirinya menahan air mata. Dokter sempat mengatakan kesempatan hidup anaknya tidak lama lagi. Tim dokter sudah dipersiapkan untuk operasi anaknya. 

      'Siapa yang mengatur hidup mati kita? apakah dokter itu yang mengatur?' begitu tanyanya. Sampai kemudian beliau teringat untuk bershodaqoh di Rumah Amalia. Berdoa memohon kepada Allah agar diberikan kesembuhan untuk putra tercintanya. Keesokan harinya operasi itu dilaksanakan. lampu operasi sudah menyala. Sementara seorang anak kecil tergeletak tak berdaya. Sang ayah nampak sangat gelisah. Hilir mudik didepan kamar operasi. Perkataan istrinya sudah tidak digubrisnya lagi. Sang ayah tak henti-hentinya berdoa. Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari kamar operasi muncul didepan pintu sambil tersenyum. 'Bapak, berdasarkan hasil pemeriksaan saya, putra bapak tidak perlu dioperasi,' Beliau tertegun takjub. Desah nafasnya terasa ringan. Air matanya bercucuran. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah, atas semua karuniaMu,' ucapnya penuh syukur.

      Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu mereka yang apabila tertimpa musibah mengucapkan, 'Kami berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya (QS 2:155-156).

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  •  Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Kesetiaan Kunci Keluarga Bahagia
      Rumah tangga ada yang berlangsung lama, masing-masing setia kepada perkawinannya hingga kakek nenek, ada yang ketika nikah, pernikahannya dilaksanakan dengan meriah, banyak tamu, banyak ucapan selamat, banyak kado, tetapi, bahtera baru sebentar berlayar, ombak demi ombak datang menghantamnya. Meski sarana materi boleh jadi tercukupi, tetapi di sana tidak lagi ada kelembutan, kemesraan dan kesetiaan. Agenda harian rumah tangga berubah menjadi pertengkaran, kebencian dan makian. Seorang istri karena setiap hari hatinya terluka karena perbuatan suami mengatakan, 'Saya setiap kali mendengar suara mobil suami datang, saya depresi dan tangan saya gemetar. Saya lebih senang bila suami tidak pulang.' Itulah gambaran cinta dan kasih sayang yang sudah tidak terawat lagi dalam rumah tangga.

      Keanggunan hidup berumah tangga sangat bergantung kepada faktor kesetiaan di antara mereka. Ada hadis Nabi yang menjelaskan bahwa rumah tangga yang kesetiaannya hanya diikat oleh faktor harta benda, tunggulah kehancuran, karena tabiat harta memang curang. Ia hanya mau menemani dalam keadaan suka, sementara dalam keadaan duka harta justru sering menjadi pemicu permusuhan. Sebuah ungkapan menyebutkan, 'ada uang, abangku sayang, tak ada uang, abang kutendang. Ada uang berarti abang saya, tidak ada uang abang payah.

      Ikatan keluarga juga penting sebagai perekat kesetiaan, tetapi tabiat manusia dalam ikatan kekeluargaan bersifat angin-anginan. Pameo berbunyi, famili itu jika berada di tempat yang jauh baunya wangi, tetapi jika berdekatan, apalagi serumah mudah berubah menjadi bau busuk. Konflik antar keluarga sering lebih sulit didamaikan dibanding konflik antar bukan keluarga.

      Perekat kesetiaan yang kekal abadi adalah ikatan amal saleh, ikatan kebaikan. Suami isteri yang diikat oleh nilai-nilai kesucian, kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah yang mengokohkan keluarga, tahan godaan, tahan banting, tahan ombak. Di kala suka mereka bersyukur, di kala duka mereka bersabar. Sepanjang zaman, mereka tetap kuat, tabah dan indah dan bahkan kebahagiaan dan keindahan masih tetap terasa meski yang satu sudah mendahului berada di alam lain. Pasangan yang demikianlah yang akan dapat menjadi pasangan bukan hanya seumur hidup, tetapi pasangan dunia akhirat.


      Wassalam,
      Zaini Sairi

  •  Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Bersabar Itu Indah
      Sepanjang kehidupan kita, ujian & cobaan datang silih berganti karena makna kehidupan itu sendiri adalah bagaimana menghadapinya. Ujian & cobaan kehidupan adalah tantangan yang akan memilah mana orang yang tahan uji dan mana orang yang lemah, Mana orang yang beriman dan mana orang tidak beriman. Bagi seorang mukmin kehidupan akan selalu mendatangkan keberuntungan karena ia bersyukur ketika memperoleh nikmat dan bersabar ketika menghadapi kesulitan. Sebaliknya orang tak beriman selalu tak beruntung, ketika memperoleh nikmat ia lupa diri dan ketika menghadapi kesulitan berat ia lupa ingatan. Sabar ialah tabah hati tanpa mengeluh dalam menghadapi cobaan dan rintangan, dalam jangka waktu tertentu, dalam rangka mencapai tujuan. Islam mengajarkan bersabar itu indah.

      Pertama, tahan ketika menghadapi hantaman pertama. Rasulullah pernah bersabda, Innamassabru indassad matil uulaa. Artinya: Sabar yang sesungguhnya ialah ketika menghadapi hantaman pertama.

      Kedua, ketika ditimpa musibah, segera mengingat Allah dan mohon ampunannya. Firman Allah, '(Orang-orang yang sabar ialah) mereka yang ketika ditimpa musibah, berkata, 'sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Nya.' (al Baqarah: 156).

      Ketiga, tidak menampakkan musibahnya kepada orang lain, seperti yang dicontohkan oleh istri Abu Talkhah (Ummu Sulaim) ketika ditinggal mati anaknya. (dikisahkan dalam hadis Riwayat Muslim).

      Keempat, sabar menghadapi semua cobaan dengan ikhlas kepada Allah. Allah berfirman dalam hadis Qudsy, 'HambaKu yang mukmin, yang bersabar dengan pasrah kepadaKu ketika kekasihnya Aku panggil kembali (mati), kepadanya tak ada balasan yang layak dari Ku selain surga.' (HR. Bukhari)

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  •  Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Kebahagiaan Yang Tak Terlukiskan
      Di awal pernikahan, rumah tangganya merupakan kebahagiaan yang tak terlukiskan. Begitu sangat harmonis dan sungguh menggembirakan. Kehidupan berjalan begitu dengan cepatnya, Waktu dilalui tanpa terasa dengan indahnya, sampai anak-anak terlahir dan tumbuh besar menjadi anak-anak yang lucu dan pintar tetapi sesudah itu sebagai seorang istri, dikejutkan oleh kejadian bahwa usaha suaminya runtuh, mengalami kegagalan. Perangainya tiba-tiba berubah, selalu pulang malam dalam keadaan mabuk. Setiap kali dirinya mengingatkan, suaminya malah memukul, menendang dan melempar tanpa belas kasihan. Dirinya diperlakukan dengan semena-mena, yang membuat dirinya hanya bisa menangis.

      Selama berhari-hari suaminya telah melukai hatinya, terasa perih namun sebagai seorang istri dirinya menyadari bahwa cintanya kepada suami bukan hanya dilewati dengan keindahan dan kebahagiaan semata namun juga melawati ujian dan cobaan yang melukai hatinya dan dia yakin semua ujian dan cobaan datangnya dari Allah untuk membentuk dan melatihnya untuk bersabar dan agar dirinya menjadi kuat. Kalau cinta yang dihatinya begitu teramat lemah maka peristiwa kecil yang menyayat hati cukup membuat hidupnya menderita namun bila dirinya memiliki kesabaran dan kekuatan maka peristiwa apapun yang membuatnya terluka dan menderita tidak akan membuatnya menjadi lemah.

      Ditengah hatinya yang resah itulah beliau datang dan bershodaqoh ke Rumah Amalia, berharap keridhaan Allah agar merubah suaminya. Sebagai seorang istri tidak pernah lelah berdoa dan berharap kepada Allah agar suaminya dibukakan pintu hatinya. Selama berhari-hari berdoa, tanpa disadari telah terjadi perubahan pada dirinya suaminya. Suatu malam ia mengajak suami dan anak-anaknya sholat Isya' berjamaah tanpa diduga suaminya mau untuk sholat bersama keluarga. Ketika selesai sholat sang suami menangis tersedu-sedu. Dirinya dan anak-anaknya ikut menangis, mereka menangis bahagia. Suaminya datang dan meminta maaf kepadanya yang itu membuat semua luka, derita dan kesedihan yang tersimpan seolah lenyap menghilang, tersembuhkan dan semakin mengokohkan imannya. Allah melimpahkan begitu banyak anugerah untuk dirinya, suami dan anak-anaknya setelah melewati ujian dan cobaan. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah atas semua anugerahMu kebahagiaan keluarga kami,' tuturnya penuh dengan senyum kebahagiaan yang tak terlukiskan.

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  •  Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Dengki Itu Berbahaya
      Dengki itu sangat berbahaya, bukan hanya bagi diri pemiliknya tetapi juga bagi masyarakat luas. Dengki itu kata hadis nabi ibarat setitik api yang dapat membakar kayu bakar seberapapun banyaknya. Ia juga bagaikan pisau cukur yang bisa mencukur bersih amal seseorang. Dengki adalah penyakit kejiwaan yang merusak kesehatan tubuh sekaligus merusak tatanan sosial ditengah masyarakat, dalam bahasa Arab disebut hasad. Dengki adalah perasaan tidak senang atas keberuntungan orang lain disertai usaha menghilangkan dan memindahkan keberuntungan itu kepada diri sendiri (an tatamanna zawala ni`mat al mahsud ilaika). Adapun menginginkan hal yang serupa dengan yang diperoleh orang lain tidak termasuk dengki, karena al Quran bahkan menyuruh kita berlomba meraih kebajikan (fastabiq al khoirat).

      Mengapa orang mendengki berbahaya ? Dasar dari sifat dengki adalah adanya keinginan orang untuk menjadi orang nomor satu, menjadi orang yang terhebat, terkaya, terhormat dan ter-ter yang lain, yang berkonotasi rendah. Dalam bahasa agama, dunia dengan segala urusannya adalah sesuatu yang rendah. Dalam bahasa Arab, dun ya artinya dekat atau rendah atau hina. Jadi orang hanya mendengki manakala yang diperebutkan itu sesuatu yang rendah, hina dan berdimensi jangka pendek, ibarat orang yang memasuki lorong sempit yang hanya muat satu orang. Ruang sempit itulah yang menyebabkan para peminat harus berdesakan dan saling menyikut. Selanjutnya jika ada satu orang yang telah berhasil memasuki lorong dan berhasil menduduki kursi duniawi yang diperebutkan, kursi jabatan misalnya, maka orang yang belum berhasil memandang orang yang telah berhasil sebagai hambatan yang harus disingkirkan, sementara orang yang telah berhasil menduduki kursi itu memandang orang lain yang berminat sebagai ancaman yang juga harus dihambat. Bila orang sudah dirasuki kedengkian maka apapun bisa dilakukan sekalipun itu perbuatan yang tercela.

      Adapun jika memperebutkan sesuatu yang besar, mulia dan berdimensi panjang hingga akhirat, maka diantara para peminat justeru terdapat hubungan. Orang yang merindukan derajat takwa misalnya, ia akan senang jika ada orang lain yang melakukan hal yang sama. Demikian juga orang yang ikhlas bershodaqoh, maka ia sangat senang jika ada orang lain yang juga gemar bershodaqoh. Jika diantara orang yang ingin menjadi orang dekat pada pimpinan terdapat saling iri, saling menjegal, hal itu adalah karena sempitnya ruang untuk menjadi orang dekat pimpinan, Tetapi jika ingin menjadi orang yang dekat dengan Allah, maka seberapapun banyaknya orang yang menginginkan, disana tersedia ruangannya karena Allah Maha Luas Rahmat Nya.

      Dengki itu sangat berbahaya, bukan hanya bagi diri pemiliknya tetapi juga bagi masyarakat luas. Dengki itu kata hadis nabi ibarat setitik api yang dapat membakar kayu bakar seberapapun banyaknya. Ia juga bagaikan pisau cukur yang bisa mencukur bersih amal seseorang. Dengki adalah penyakit kejiwaan yang merusak kesehatan tubuh sekaligus merusak tatanan sosial ditengah masyarakat. Nabi menyebutkan, hanya dua hal orang boleh iri, yakni jika ada orang yang dikaruniai ilmu banyak, ia dapat mengajarkan kepada orang lain dan juga yang bersangkutan mengamalkannya. Kedua, jika ada orang yang dianugerahi banyak harta, tetapi ia membelanjakannya di jalan yang benar hingga habis untuk kepentingan menolong sesama.


      Wassalam,
      Zaini Sairi

  • Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Air Mata Untuk Ayah
      Di Rumah Amalia ada satu sesi yang disebut dengan Muhasabah. Salah satu bentuk dari muhasabah dengan cara menulis itulah sebabnya saya mengajarkan menulis untuk anak2 Amalia sekalipun hanya satu atau dua baris tidaklah masalah yang paling penting anak-anak terbiasa melatih menuangkan pikiran dalam sebuah tulisan. Tulisan juga bisa sebagai terapi. Tulisan adalah bentuk curhat dari apa yang dirasakan di dalam hatinya. 

      Pagi ini tanpa sengaja saya menemukan sebuah kertas yang berisi tulisan, berkali-kali saya membacanya, tak terasa air mata saya berlinang disaat membaca tulisan ini, sebagai seorang ayah tulisan ini menusuk hati, mampu menggores luka yang teramat dalam karena saya memahami kerinduan seorang anak kepada ayah yang dicintainya. Tulisan itu judulnya 'Air Mata Untuk Ayah' 

      'Ayah, lihatlah air mataku. Air mata anakmu yang selalu mencintaimu. Ayah selalu bilang sayang padaku tetapi ayah tidak menjaga kesehatan, membuat ayah menjadi sakit, kenapa yah? Aku juga mencintaimu, Aku tidak ingin ayah pergi. Jika aku menangis, siapa yang akan mengusap air mataku? Jika aku kangen, siapa yang memelukku? Ayah tidak pernah menjawab setiap kali aku bertanya, ayah hanya tersenyum. Hatiku perih, ayah. Semua kenangan itu, senyuman itu selalu membuat berlinang air mataku, tidak ada seorangpun yang dapat menghentikannya , karena aku rindu padamu, Ayah... Air mata ini untuk ayah..

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  •  Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Keajaiban Yang Tak Terduga
      Seorang bapak yang harus masuk Rumah Sakit di Jakarta untuk di opname karena sakit jantung koroner yang dideritanya. Dokter telah memvonis untuk operasi. Hasil penelitian pemeriksaan dengan teliti menunjukkan ada yang tidak beres pada klep jantungnya. Dokter berpesan pada istrinya agar berdoa memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena kemungkinan untuk sembuh sangatlah tipis.

      Kegagalan operasi jantung bisa berakibat kematian, pernyataan itulah yang membuat istrinya merasa terpukul. Beliau teringat suami yang dicintainya empat puluh tahun lebih telah dilewatinya berbagai suka maupun duka. Kebahagiaan dan penderitaan, tangis dan tawa selalu dirasakan bersama. Air matanya membasahi pipi. Rasanya kehawatiran itu menyelimuti hatinya, takut akan ditinggal selama-lamanya.

      Beberapa waktu lalu, dipagi hari Sang Ibu berkunjung ke Rumah Amalia bershodaqoh untuk Rumah Amalia dengan berharap keridhaan Allah untuk kesembuhan suaminya. Keajaiban itu tak terduga. Beberapa hari Dokter memberitahukan kepada Ibu bahwa operasi tidak perlu dilaksanakan karena kondisi suami semakin membaik. 'Hal itu sungguh jarang terjadi,' tutur sang dokter. Kemudian sang suami diperbolehkan untuk pulang dalam keadaan sehat walfiat. Seluruh keluarga itu sangat bersyukur kepada Allah atas kesembuhan dan kasih sayang Allah yang telah diberikan pada mereka sekeluarga. Subhanallah.

      --
      Obatilah orang-orang yang sakit dengan shodaqoh, bentengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bencana dengan berdoa (HR. Baihaqi).

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  •  Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Cinta Yang Hakiki
      Cinta yang hakiki adalah cinta kita kepada Allah, tidaklah dilalui dengan pujian, sanjungan, tidak pula seindah impian justru ketika kita sedang diuji oleh Allah melalui orang yang kita cintai berkhianat, membuat luka, derita dan air mata namun akhirnya dia meminta bantuan kita dan kita membantunya. Itulah cinta yang sesungguhnya, cinta kita tetap kokoh, tidak peduli badai yang menimpa, kita tetap mencintainya dengan setulus hati sekalipun pernah disakiti dan di kecewakan. Ada seorang Ibu yang berkenan hadir ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh dengan harapan untuk mendapatkan keridhaan Allah agar menyatukan kembali keluarganya. Beliau bertutur awalnya ia dikhianati oleh suami yang juga seorang pengusaha sukses, cintanya kepada istrinya luntur karena tergoda oleh perempuan lain. keluarganya berakhir dengan perceraian dan suami meninggalkan ia serta anaknya. 

      Seiring waktu pengusaha ini ternyata menikah dengan seorang perempuan yang hanya ingin mendapatkan materi dan kekayaannya semata. Setahun kemudian kekayaannya terkuras habis, pertengkaran demi pertengkaran terjadi terus menerus. Konflik rumah tangga seolah tiada akhir dan membuatnya sakit keras dan masuk rumah sakit. Ditengah sakit, istrinya tidak mau merawat dan mengurus suaminya. Dalam kondisi sakit dan sendiri si pengusaha itu menghubungi mantan istrinya. Dia mencoba mengabarkan keadaan dirinya yang tengah terbaring di Rumah Sakit. 'Aku sakit, Tolong aku Ma, aku menyesal dan minta maaf telah melukai hatimu.' tuturnya. 'Istrimu kemana?' 'Entahlah, kami sudah berpisah,' jawabnya melemah. 

      Ibu itu menangis mendengar kabar mantan suaminya yang tengah terbaring di Rumah Sakit. Tanpa berpikir panjang Ia mengambil uang di buku tabungan. Anaknya sempat melarang, 'Ma, untuk apa Mama peduli dengan ayah yang tidak bertanggungjawab, kita juga hidup susah Ma. Ayah telah membuat hidup kita menderita.' Dengan berlinangan air mata sang ibu kemudian menjelaskan kepada anaknya. 'Dek, Mama tahu adek menderita karena ayah. Ingatlah dek, Allah mengajarkan kita agar kita sebagai hambaNya membalas keburukan siapapun dengan kasih sayang.' Anak dan ibu terlihat berdua menangis karena relung hatinya dipenuhi kasih sayang Allah. 

      Sang Ibu lalu bergegas ke Rumah Sakit untuk merawatnya, laki-laki yang pernah mengkhianati & melukai hatinya. Kesembuhannya membawa berkah. Menyadarkan untuk rujuk kembali bersama anak dan istrinya. Di Rumah Amalia bersama suami dan anaknya telah menemukan kebahagiaan kembali, wajahnya memancarkan kedamaian ditengah keluarga yang telah utuh kembali. Itulah cinta yang membahagiakan. Bila kita mengerti, kita tidak akan mengeluh menjalani kesulitan hidup ini. karena cinta Allah kepada kita senantiasa hadir dan menguatkan kita dalam menghadapi badai kehidupan.

      'Dan sungguh akan Kami beri cobaan kepadaMu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan 'Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun' . (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya kami kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah : 155-157).

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  • Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Keajaiban Doa Menyelamatkan Dari Bencana
      Keajaiban doa menyelamatkannya dari maut itu benar-benar nyata, Allah memberikan pertolongan justru disaat dirinya tengah berputus asa berada diujung lorong maut. Seorang bapak bertutur bahwa dirinya mengidap radang kantung empedu. bahkan dokter menyebutkan Sakitnya sulit untuk disembuhkan. Awalnya ia merasakan rasa dingin dikakinya naik ke paha, perut hingga ke ubun-ubun. Rasa dingin itu berjalan begitu perlahan. Terbayang sudah nyawa berada diujung kematian, tuturnya dengan berlinang air mata. Semua perbuatan dimasa lalu yang kotor dan penuh dosa terlihat semua. Sejak kecil dirinya dididik dengan ketaatan beragama. Selesai sekolah SMA ia pergi ke Ibukota, perjalanan hidupnya berlalu begitu sangat cepat. Awalnya usaha kecil-kecilan yang dirintis dengan berdagang pakaian semakin maju.

      Kesuksesan di dalam usahanya telah merubah kehidupannya yang semakin membuat jauh dari agama. Kehidupan malam dan minuman keras telah membuatnya terlena. Ia tersadar justru kondisi sakitnya parah. Terbaring di Rumah Sakit. Rasa nyeri begitu yang teramat luar biasa dirasakannya membawa dirinya dilorong batas antara kehidupan dan kematian. Ia melihat bayangannya sendiri. Dirinya melihat kehidupan masa lalu seperti melihat film yang aktornya adalah dirinya sendiri. Semua terlihat begitu jelas dan nyata. Bagaimana dirinya pernah menyia-nyiakan anak dan istrinya karena menuruti kesenangan. Sampai dirinya menangis tersedu-sedu menyesali semua kebodohan yang pernah dilakukannya. Memohon ampun kepada Allah atas perbuatannya dan meminta maaf kepada anak-anak, istrinya. Pada saat itulah ia meminta istrinya dan istrinya segera bergegas untuk shodaqoh ke Rumah Amalia agar Allah berkenan memberi kesembuhan suaminya. Pada saat itulah ketika sakit mendera, keputusasaan, kehilangan harapan membuat hidup menjadi tersiksa. Keresahan menyelimuti hatinya. Setelah diperiksa kemungkinan besar harus dioperasi, tetapi menunggu hasil ronsen. Karuan saja hal itu membuatnya menjadi panik. bagaimana mungkin tidak operasi, tubuhnya masih terasa sakit. Ia hanya bisa pasrah, hanya kepada Allah memohon pertolongan.

      Di Rumah Sakit, lampu sudah menyala, operasi seolah sudah pasti dilakukan. Ia tiada henti beristighfar, memohon ampun kepada Allah. Tak lama kemudian ada seorang dokter masuk, membawa hasil ronsen. Mencopot sarung tangan dan Dokter itu mengatakan padanya. 'Bapak, menurut hasil pemeriksaan. Bapak tidak perlu dioperasi.' 'Subhanallah' Ia hampir tidak percaya. Sungguh menakjubkan. Ia menangis tersedu-sedu bahagia. Alangkah indahnya hidup ini menerima anugerah disaat harapan itu mulai sirna. matanya nampak berkaca-kaca penuh keharuan. 'Saya yakin doa anak-anak Amalia didengarkan oleh Allah, terima kasih Ya Allah atas karuniaMu.' Tak henti ucapkan hamdalah. Keharuan dan kebahagiaan terpancar dari wajahnya. 
      ---
      'Ya Allah segala puji bagiMu. kepadaMulah pengaduanku dan Engkaulah tempat memohon pertolongan.' (HR Thabrany dari Abdullah ibnu Mas'ud).

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  • Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Kesabaran Yang Berbuah Manis
      Baginya kebahagiaan dan kesedihan bercampur baur menjadi satu. Kebahagiaan itu hadir ketika putra yang selama ini diidamkan telah lahir sementara kesedihan yang dirasakan karena dirinya bersama istri dan buah hatinya masih tetap tinggal dikontrakan. Bahkan nyaris dirinya dan keluarganya hampir terusir dari kontrakan karena nunggak dua bulan. Ditambah lagi usaha yang dijalankan sedang seret. Hanya dekat dengan Allah saja yang membuat hatinya menjadi tenang. Tekanan hidup yang begitu berat telah menyebabkan dirinya mencari Allah, meski pernah marah kepada Allah, tidak membuatnya sampai menghalalkan apapun untuk mencari nafkah untuk keluarganya. Kesabarannya memang sedang benar-benar diuji.

      Pukulan iman berikutnya terjadi, anaknya jatuh sakit, dipagi hari badannya panas. Bergegas dibawanya ke puskesmas. Dokter bilang terkena muntaber dan harus rawat inap. Dalam hatinya menjerit melihat istrinya menangis tersedu-sedu merasakan bagaiaman perihnya hati istri yang dicintainya. 'Kuatkan hati hambaMu ini Ya Allah.' Air matanya bercucuran. Menahan rasa sakit dihatinya. Namun semuanya mampu dilaluinya. Bergegas dirinya ke Rumah Amalia, berdoa bersama memohon kepada Allah untuk kesembuhan bagi anak yang dicintainya. Disaat dirinya benar-benar hancur. Disitulah Allah campur tangan yang semakin membuatnya dekat dengan Allah melalui cobaan ini. Alhamdulillah, dua hari kemudian anaknya sembuh dari muntaber dan boleh pulang.

      Seminggu kemudian datang kakaknya membawa kabar gembira untuknya dan keluarganya, kakaknya menawari menempati rumah sederhana yang baru dibeli. Sekalipun rumahnya kecil namun cukup untuk ditempati. Semua itu membuat gembira bagi dirinya juga istrinya. Kesabarannya telah berbuah manis. Cobaan yang bertubi-tubi telah membuatnya semakin yakin atas Kasih Sayang Allah kepada dirinya dan keluarganya. Kesabaran itu begitu terasa indah. Usahanya kios Jual Beli Hape & Pulsa lebih maju. Sang buah hatinya sehat, istrinya lebih bahagia dan hatinya lebih tenang karena tidak lagi bingung untuk membayar kontrakan tiap bulannya sehingga bisa menabung untuk masa depannya yang lebih baik.. 'Sekarang saya justru semakin dekat dengan Allah, saya selalu rindu di Rumah Amalia saya bisa berbagi dengan orang-orang yang senasib dengan saya.' Tuturnya.

      'Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberi rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS. ath-Thalaq : 2-3).

      Wassalam,
      Zaini Sairi

  • Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Kegigihan Seorang Suami
      Seorang suami itu berkali-kali meyakinkan istrinya untuk kembali bersatu ditengah bahtera rumah tangga yang retak. Upaya untuk memulihkan hati istrinya yang tengah terluka tidak juga mampu menyakinkan. Istrinya pergi meninggalkan rumah. Kerepotan mengurus anak yang masih balita dan kesibukan mencari nafkah membuat hidupnya kacau balau. Rasa bersalah dan kesepian serta kekacauan hidupnya, perasaan kehilangan sosok istri menyergap dalam kerinduan membuat ia melupakan harga dirinya dan tidak mempersoalkan apapun yang telah terjadi. Berkali-kali ia memohon agar istri dan anaknya yang pertama kembali ke rumah dirasakannya sia-sia. 

      Sempat dihinggapi kemarahan, kekecewaan, sakit hati dan terpuruk, "Ya Allah, sampai kapan Engkau uji hambaMu ini..' ucapnya lirih hampir tak terdengar. Namun ia segera bangkit untuk bershodaqoh di Rumah Amalia, "Saya bershodaqoh berharap agar Allah memberikan kekuatan dan kesabaran kepada saya agar mampu melewati semua ujian dan cobaan ini," tuturnya. Keesokan harinya, dipagi hari terdengar ketukan suara pintu rumah. Dibukakan pintu rumah, tiba-tiba istri bersama anaknya memeluk dirinya. Berlinangan air mata tak mampu ditahannya. Isak tangis kebahagiaan. Semuanya begitu indah dan menyejukkan hati. Kepulangan istri dan anaknya begitu berarti bagi hidupnya.

      Kegigihannya dirinya sebagai seorang suami membuahkan hasil. Ia dan istri juga anak-anaknya menemukan kebahagiaan karena merajut kembali rumah tangganya yang kedua menjadi lebih saling mencintai, saling mengerti dan saling menerima apa adanya. Cintanya yang tulus telah mampu menyembuhkan luka hati istrinya. Ia dan istrinya sama-sama bersyukur kepada Allah dengan berbagai peristiwa, ujian dan cobaan telah mampu membuat rumah tangga berdiri kokoh dan atas semua kasih sayang dan karunia Allah telah memberikan kepada dirinya sebuah keluarga yang saling mengasihi. Subhanallah.

      "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. al-Furqan : 74).

      Wassalam,
      Zaini Sairi
  • Mukjizat Sholat Dan Doa
    • Menyembuhkan Hati Yang Perih Terluka
      Cinta bukanlah pikiran dan perasan. Cinta bukanlah semata harapan dan keinginan, tetapi cinta adalah sebuah latihan kesabaran, sebab cinta itu memberi, cinta itu berkorban, cinta itu memaafkan. Cinta yang hakiki tidak dilalui dengan riang gembira dan canda tawa namun cinta yang hakiki dilewati dengan peristiwa yang menguras derai air mata, perih dan terluka agar anda mengerti bahwa sesungguh cinta yang hakiki hanyalah cinta kita kepada Allah, Sang Pemilik Kehidupan. Bagi mereka yang mengejar kebahagiaan dengan berharap akan menemukan cinta yang hakiki harus melalui cobaan dan ujian yang terberat adalah kehilangan. Kehilangan sesuatu yang berarti tentu saja membuat kita merasa sedih dan berduka. Terlebih kehilangan seseorang yang begitu kita cintai dan kita harapkan, bahkan seluruh hidup kita bergantung kepada kehadirannya, maka rasa perih dan terluka mengiringi kepergiannya teramat dalam dan tidak akan pernah terhapus dari ingatan kita. Setiap benda, peristiwa, jalan yang pernah kita lalui atau hal yang mengingatkan kita kepada orang tersebut membuat perih dan luka hati menganga kembali dan rasa sakit menyayat begitu perih, nyeri.

      Kenangan begitu indah, Hidup penuh semerbak harum mewangi bunga, bagai di taman firdausy penuh bunga keindahan tersimpan dalam ingatan kita. Cinta dan kasih sayang, kemesraan, menimbulkan kenangan manis tak terlupakan. Sementara disisi lain kecintaan penuh muatan emosi, pertengkaran, pengkhianatan menimbulkan kebencian yang membakar apapun yang justru dicintainya dan dipujanya. Setiap benda, tempat, peristiwa dengan orang tersebut menimbulkan kenangan pahit, perih dan terluka. Jika terjadi kematian atau perceraian yang terjadi secara tiba-tiba sama sekali tidak diduga dan tidak dikehendakinya biasanya jiwanya memberontak, marah, tidak dapat menerima keadaan yang terjadi akibat ketidakpuasan pihak yang ditinggalkan atau peristiwa yang dalaminya.

      Lantas bagaimana menyembuhkan perih dan terluka karena kehilangan orang yang anda cintai akibat kematian atau perceraian? Anda tidak akan pernah mampu melawan setiap bencana, menaklukkan setiap derita, dan mencegah setiap malapetaka dengan kekuatan anda sendiri. Sebab anda adalah makhluk yang lemah. Kita hanya akan mampu menghadapi semua itu dengan baik hanya bila menyerahkan semua perkara kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. "Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. al-Ma'idah : 23). Jadikanlah kalimat "Hasbunallah wa ni'mal wakil" sebagai dzikir yang selalu menyelimuti anda, perih dan terluka dihati anda akan berubah menjadi kebahagiaan untuk meraih cinta yang hakiki yaitu cintanya Allah.

      --
      Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baiknya pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, mereka tidak ditimpa satu bencana dan mereka mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. ali Imran : 173-174).

      Wassalam,
      Zaini Sairi