Bab kemanisan Iman | ||||||||
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ | ||||||||
Dari Anas r.a. Nabi s.a.w. sabdanya : “Tiga perkara yang sesiapa memilikinya, dia akan mendapat kemanisan iman. (pertama) Hendaklah Allah dan rasul-Nya lebih dicintai mengatasi selain kedua-duanya. (kedua) Hendaklah dia mencintai seseorang, kerana Allah. (ketiga) Hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran sepertimana dia benci untuk dicampakkan ke dalam neraka”
|
Tuesday, March 27, 2012
Hadis pilihan hari ini
KISAH :SEDEKAH YANG MENGHAJIKAN
Pak Asep, demikian ia dijuluki, membungkuk membenahi barang dagangannya.
Dengan guratan-guratan tua di keningnya, wajahnya tetap kelihatan bening.
Sejak setahun lalu kopiah putih selalu menghiasi kepalanya, menutupi
rambutnya yang seluruhnya telah berwarna putih keperakan.
"Alhamdulillah Jang, kadang-kadang sepi kadang-kadang ramai," katanyaSejak setahun lalu kopiah putih selalu menghiasi kepalanya, menutupi
rambutnya yang seluruhnya telah berwarna putih keperakan.
menceritakan usahanya dengan bibir terus tersenyum.
Dalam usia yang ke 67 ini Pak Asep ditemani istrinya mengurus warung kelontong
berukuran 3 kali 4 meter. Pak Asep dan istrinya tidak dikaruniai anak. Diusia
yang senja mereka terlihat menikmati hidupnya. Toko kelontong yang ada di depan
rumahnya yang ada di sebuah gang kecil di Bandung itu jadi satu-satunya penopang
kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
"Ini kenang-kenangan dari Mekkah, Jang," menunjuk ke kopiah putihnya.
Pak Asep dan Istrinya memang pergi ke tanah suci tahun lalu. "Dari dulu Bapak
pingin pergi haji", lanjutnya. Hal ini membuatnya berkomitmen untuk menabung
sedikit-demi sedikit dari hasil penjualan barang-barang di warungya. "Saya mah
pokoknya niat pingin sekali pergi ke tanah suci," lanjutnya.
Bertahun sudah tabungannya, sesekali dihitungnya seekedar untuk makin
menguatkan keinginannya. "Kurang beberapa juta lagi, Nyi, cukup da, beberapa
tahun lagi, gak lama," katanya kepada istrinya. Senyum Pak Asep dan Istrinya
merekah. Terbayang ia bersama istrinya akan berthawaf keliling mengucapkan
talbiah, labbaik Allaahumma labbaik. Saat-saat yang dimpikannya bertahun-tahun,
menyempurnakan rukun Islam, rindu di hari tuanya mendekat kepada Sang Khalik.
Dalam hari-hari semangatnya berhaji itu, tiba-tiba sampai di telinganya,
tetangganya masuk rumah sakit dan harus dioperasi. Para tetangga sebenarnya
iuran mermbantu meringankan biaya rumah sakitnya. Tapi biaya operasi memang
mahal. Pak Asep tersentak.
Terbayang olehnya uang tabungannya untuk biaya haji dapat membantu operasi
tetangganya yang tak berpunya. "Haji ibadah, sedekah juga ibadah, gak apa
sedekahkan uang kita untuk berobat, Ki," istrinya mendukung uang tabungannya
bertahun-tahun itu diberikan untuk biaya tetangganya yang dioperasi di rumah
sakit. "Kang, terima ini ya, rezeki mah dari Allah, mungkin emang lewat saya,
biarlah ini jadi jalan makin dekat ku Allooh, moga-moga cepet sembuh, kang,"
katanya sambil menyerahkan amplop tebal uang tabungannya yang berbilang tahun
itu. Dipeluknya Pak Asep dengan erat.
Sedikit yang tahu ketulusan Pak Asep dan Istrinya ini. Ketika dokter yang
merawat temannya ini heran dari mana ia bisa membiayai operasi yang mahal ini,
maka sampailah cerita tentang uang tabungan haji Pak Asep ini. "Boleh saya
dikenalkan sama Pak Asep, pak?" sambut sang dokter terharu.
Ditemuinya Pak Asep dan istrinya. Dan ditemuinya keteduhan seorang dermawan.
Raut wajah yang kaya, meski dalam kesederhanaan hidup. "Pak Asep, saya ada
rezeki, bolehkan saya ikut mendaftarkan Bapak dan istri pergi haji bersama saya
dan keluarga?" Sang dokter menawarkan. Pak Asep dan istriya sejenak
berpandangan. Tak kuat lagi menahan haru, dipeluknya dokter dermawan tadi.
"Alloh Maha Kaya," ucapnya lirih di telinga dokter.
Maka kakinya kemudian hadir di Baitullah, berhaji, dengan karunia dan rezeki
dari Allah. Pak Asep dan istri seakan mereguk hidangan Allah yang sempurna, buah
dari kedermawanannya.
Kisah Pak Asep mungkin saja banyak terjadi kehidupan kita. Pak Asep-Pak Asep
lain pun telah menggores hikmah kehidupannya sendiri. Atau bahkan telah pula
sering kita alami sendiri. Dan selalu saja sedekah akan menyuburkan hati kita,
memberkahi kehidupan kita. Maka mengapa kita menunda sedekah kita?
Sedekah Itu Ajaib (kisah nyata)
Sebuah kisah dari pengalaman pribadi seseorang:
diawal pernikahan kmi masih tinggal di rumah orangtua dan terpikirlah untuk mencoba mandiri …
pas bilang ama ortu eh malah kena marah ktanya udah ada fasilitas kok malah cari yg susah …
dg bulat hati kmi putuskan tetap keluar dr rumah walau baru ngontrak ….
lalu tak sengaja kami mendengar ceramah di tv tentang sedekah bsa mngabulkan smua permohonan dan harapan umatnya ….
dari sedekah yg mulanya “klo ingat” kmi jadikan rutinitas wajib ….
100 ribu tiap bln kami sisihkan dr gaji kami dg harapan bisa punya rumah sendiri …
100 ribu tiap bln kami sisihkan dr gaji kami dg harapan bisa punya rumah sendiri …
ditengah jalan tiba2 kami diminta keluar dr kontrakan krn rmh itu sudah laku dijual ….
di saat yg sama saya terkena phk krn perusahaan melakukan pengurangan pegawai ….
sedihnya …
ortu mengatakan itulah ambil keputusan ngak pikir panjang tp kami tetap berusaha dg keputusan kami mencoba hidup mandiri ….
sedekah 100 ribu tetap kmi usahakan sambil trus berusaha …
terpuruk sekali saat kmi terpaksa pindah ke kontrakan yg kurang layak dan itu membuat anak2 sering sakit ….
kami berhemat dr banyak sisi sampai terkadang hanya makan telur ditambah tepung ….
alhamdulillah melihat kesungguhan kami untuk mandiri hati ortu tergerak ….
walau msh marah akhirnya mrk mau mampir ke rumah kmi dan menghargai keputusan kmi …
duh senangnya hati kami restu itu didapat sudah ….
dr situ perlahan kondisi kami membaik , dpt kontrakan lebih layak dan suami dapat promosi jabatan di kantornya …
sedekah ditambah jadi 200 ribu ,sedikit lebih banyak ….
kemudian terjadi lagi musibah suami jg terkena phk ….
duh bingung banget waktu itu tp bersyukur ortu sudah banyak beri dukungan “lagi”…
alhamdulillah sedekah msh bisa dilanjut dan suami dpt kerja baru lg ….
walau gaji tak seberapa sampai harus dikejar dept colector krn tagihan motor blm bisa kami bayar kami mencoba ikhlas ….
lalu cobaan datang lg keluarga tetangga yg puya rumah memutuskan 8 bln lagi rumah akan mrk tempati sendiri krn anaknya bekerja di kota ini ….
bingung lagi lah kami ini kali ke2 kami terusir memdadak ditambah sekarang kami punya 2 putra yg masih balita ….
tapi mukjizat allah memang datang tak terduga ….
usaha mesin suami yg sudah lama digeluti mendapat kontrak dr instansi pemerintah langsung sebanyak 4 mesin sekaligus ….
ya roob … keuntungan bersih kami terima saat itu langsung sebesar 200 juta di bayar di muka walaupun mesin belum jadi saat itu ….
bukan bermaksud pamer dg menyebut jumlahnya ….
tapi inilah janji allah , 2 thn kami sedekah dg harapan suatu saat bisa punya rumah dan di saat yg tdk terduga allah memberikan kpd kita di waktu yg tepat ….
rasa sedih dan bingung langsung hilang krn semua hutang bisa kmi lunasi bahkan membeli sebuah rumah terwujud sudah …..
krn dr itu sampai detik ini kami bersyukur bisa menambah jumlah sedekah kami lebih dr sebelumnya krn sekarang kami amat percaya apa arti sedekah itu dg membuktikannya langsung …
maka saudara jangan ragu mengeluarkan sedekah cepat atau lambat bila allah berkata tepat waktunya maka hasil itu pasti akan kita rasakan dg sangat banyak rasa syukur kpd “Allah swt” ….
Subscribe to:
Posts (Atom)