1. Mereka mestilah terdiri daripada orang-orang yang benar-benar beriman atau yakin dengan prinsip-prinsip tanggungjawab yang terangkum dalam pengertian Khilafah kerana tanggungjawab mentadbir atau mengurus mana-mana sistem atau peraturan tidak boleh dipikulkan ke atas bahu orang-orang yang menentang prinsip-prinsip dan asasnya.
Firman Allah S.W.T.;
يَآ أيــُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَاْ تــَتــَّخِذُوْا بــِطَاْنــَةً مِنْ دُوْنـِكُمْ (النساء : 59)
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang-orang yang bukan dari kalangan kamu menjadi “orang dalam” (yang dipercayai)”.
2. Mereka tidak terdiri daripada orang-orang zalim, fasiq, fajir dan lalai terhadap Allah serta bertindak melanggar batas-batas yang ditetapkan oleh Allah. Sebaliknya mereka hendaklah terdiri dari orang-orang yang beriman, bertakwa dan mengerjakan amal soleh.
وَ لَاْ تــُطِعْ مَنْ أغْفَلْنَاْ قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنــَاْ وَاتــَّبَعَ هَوَاْهُ وَ كَاْنَ أمْرُهُ فُرُطًا (الكهف : 28)
“Dan janganlah engkau mematuhi orang yang Kami ketahui hatinya lalai daripada mengingati dan mematuhi pengajaran Kami di dalam al-Quran, serta ia menurut hawa nafsunya, dan tingkahlakunya pula adalah melampaui kebenaran”.
3. Mereka bukanlah dari kalangan orang-orang yang jahil dan tidak mempunyai kecerdikan (sufaha’) sebaliknya hendaklah terdiri daripada ulama’ atau ilmuan yang berakal sempurna, yang memiliki kefahaman dan basirah serta mempunyai kelayakan dari segi intelek dan fizikal untuk mentadbir urusan-urusan khilafah.
وَ لَاْ تــُؤْتــُوْا السُّفَهَاْءَ أمْوَاْلَكُمُ الَّتِيْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ قِيَاْمًا (النساء : 5)
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna aqalnya akan harta kamu yang Allah telah menjadikannya untuk kamu sebagai asas pembangunan kehidupan kamu”.
قُلْ هَلْ يَسْتــَوِي الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَ الَّذِيْنَ لَاْ يَعْلَمُوْنَ (الزمر : 9)
“Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui”.
4. Mereka mestilah terdiri daripada orang-orang yang amanah sehingga dapat dipikulkan tanggungjawab kepada mereka dengan kepercayaan dan tanpa keraguan.
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تــُؤَدُّوْا الْأَمَاْنَاْتِ اِلَى أهْلِهَاْ (النساء : 58)
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu supaya menyerahkan segala jenis amanah kepada ahlinya (yang berhak menerimanya)”.
Mana-mana orang Islam yang diberi kuasa atau peluang untuk melantik pemimpin atau menentukan pimpinan di kalangan umat Islam, maka mereka hendaklah melihat dan mengambil kira ciri-ciri di atas dalam menentukan siapakah yang sepatutnya menjadi pemimpin mereka. Mengabaikan ciri-ciri di atas dalam pemilihan pemimpin akan memberi satu kesan yang buruk kepada masa depan Islam dan juga umat Islam. Melantik pemimpin-pemimpin yang tidak memahami tanggungjawab mereka sebagai khalifah atau bersifat fasiq, zalim dan fujur atau tidak memiliki kelayakan ilmu, intelektual dan fizikal untuk memerintah bererti mendedahkan umat Islam kepada pelbagai kerosakan dan penyelewengan dalam kehidupan duniawi dan agama mereka.
Termasuk dalam pengertian “menyerahkan amanah kepada ahlinya” dalam ayat ini ialah menyerahkan jawatan-jawatan kepada orang-orang yang selayaknya. (Tafsir Ruhul-Ma’ani, Imam Alisu).
Sunday, December 30, 2012
Tuesday, October 30, 2012
Ciri-ciri wanita calon penghuni Syurga
Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.
Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Di antaranya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15)
“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)
Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, di antaranya :
“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)
“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)
“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :
“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu)
Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)
Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga
Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?
Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.
Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :
1. Bertakwa.
2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
14. Berbakti kepada kedua orang tua.
15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13)
CIRI-CIRI SEORANG BAKAL PENGHUNI SYURGA
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, “Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba-tiba beliau bersabda, ‘Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Syurga.’ Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi janggutnya, sedangkan tangan kirinya membawa selipar.
Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda lagi, ‘Akan datang di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Syurga.’ Kemudian muncul lelaki yang seperti hari sebelumnya.
Keesokan harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Akan datang di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Syurga!!’ Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi janggutnya, sedangkan tangan kirinya membawa selipar.
Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada lelaki tersebut, ‘Aku mempunyai masalah dengan orang tuaku, aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengizinkan, maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.’
Dia menjawab, ‘Silakan!’
Anas berkata bahwa Amr bin Ash setelah menginap tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamullail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.
Abdullah juga mengatakan, ‘Saya tidak mendengar ia berbicara kecuali yang baik.’
Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah menganggap remeh amalnya, ia berkata, ‘Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, ‘Akan lalu di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Syurga.’ Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.
Oleh sebab itu aku ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?’
Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, ‘Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.’
Abdullah bin Amr berkata, ‘Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai darjat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya’.”
Siapa lelaki yang DAYUS mengikut Islam?
Nabi SAW bersabda :-
ثلاثة لا ينظر الله عز وجل إليهم يوم القيامة: العاق لوالديه، والمترجلة، والديوث. رواه أحمد والنسائي
Ertinya : Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat (bermakna tiada bantuan dari dikenakan azab) mereka di hari kiamat : Si penderhaka kepada ibu bapa, si perempuan yang menyerupai lelaki dan si lelaki DAYUS" ( Riwayat Ahmad & An-Nasaie: Albani mengesahkannya Sohih : Ghayatul Maram, no 278 )
Dalam sebuah hadith lain pula :
ثلاثةٌ قد حَرّمَ اللهُ - تَبَارَكَ وَتَعَالَى - عليهم الجنةَ : مُدْمِنُ الخمر ، والعاقّ ، والدّيّوثُ الذي يُقِرُّ في أَهْلِهِ الخُبْثَ . رواه أحمد والنسائي .
Ertinya : Tiga yang telah Allah haramkan baginya Syurga : orang yang ketagih arak, si penderhaka kepada ibu bapa dan Si Dayus yang membiarkan maksiat dilakukan oleh ahli keluarganya" ( Riwayat Ahmad )
Malah banyak lagi hadith-hadith yang membawa makna yang hampir dengan dua hadith ini. Secara ringkasnya, apakah dan siapakah lelaki dayus?
ERTI DAYUS
Dayus telah disebutkan dalam beberapa riwayat athar dan hadith yang lain iaitu :-
1) Sabda Nabi : -
وعن عمار بن ياسر عن رسول الله قال ثلاثة لا يدخلون الجنة أبدا الديوث والرجلة من النساء والمدمن الخمر قالوا يا رسول الله أما المدمن الخمر فقد عرفناه فما الديوث قال الذي لا يبالي من دخل على أهله
Ertinya : Dari Ammar bin Yasir berkata, ia mendengar dari Rasulullah SAW berkata : " Tiga yang tidak memasuki syurga sampai bila-bila iaiatu Si DAYUS, si wanita yang menyerupai lelaki dan orang yang ketagih arak" lalu sahabat berkata : Wahai Rasulullah, kami telah faham erti orang yang ketagih arak, tetapi apakah itu DAYUS? , berkata nabi : "IAITU ORANG YANG TIDAK MEMPERDULIKAN SIAPA YANG MASUK BERTEMU DENGAN AHLINYA (ISTERI DAN ANAK-ANAKNYA) - ( Riwayat At-Tabrani ; Majma az-Zawaid, 4/327 dan rawinya adalah thiqat)
Dari hadith di atas, kita dapat memahami bahawa maksud lelaki DAYUS adalah si suami atau bapa yang langsung tiada perasaan risau dan ambil endah dengan siapa isteri dan anaknya bersama, bertemu, malah sebahagiannya membiarkan sahaja isterinya dan anak perempuannya dipegang dan dipeluk oleh sebarangan lelaki lain.
2) Pernah juga diriwayatkan dalam hadith lain, soalan yang sama dari sahabat tentang siapakah dayus, lalu jawab Nabi:-
قالوا يا رسول الله وما الديوث قال من يقر السوء في أهله
Ertinya : Apakah dayus itu wahai Rasulullah ?. Jawab Nabi : Iaitu seseorang ( lelaki) yang membiarkan kejahatan ( zina, buka aurat, bergaul bebas ) dilakukan oleh ahlinya ( isteri dan keluarganya)
Penerangan Ulama Tentang Lelaki Dayus
Jika kita melihat tafsiran oleh para ulama berkenaan istilah Dayus, ia adalah seperti berikut :-
هو الذي لا يغار على أهله
Ertinya : "seseorang yang tidak ada perasaan cemburu (kerana iman) terhadap ahlinya (isteri dan anak-anaknya) (An-Nihayah,2/147 ; Lisan al-Arab, 2/150)
Imam Al-‘Aini pula berkata : "Cemburu lawannya dayus" ( Umdatul Qari, 18/228 )
Berkata pula An-Nuhas :
قال النحاس هو أن يحمي الرجل زوجته وغيرها من قرابته ويمنع أن يدخل عليهن أو يراهن غير ذي محرم
Ertinya : cemburu ( iaitu lawan kepada dayus ) adalah seorang lelaki itu melindungi isterinya dan kaum kerabatnya dari ditemui dan dilihat (auratnya) oleh lelaki bukan mahram " (Tuhfatul Ahwazi, 9/357)
Disebut dalam kitab Faidhul Qadir :
فكأن الديوث ذلل حتى رأى المنكر بأهله فلا يغيره
Ertinya : Seolah-olah takrif dayus itu membawa erti kehinaan (kepada si lelaki) sehingga apabila ia melihat kemungkaran (dilakukan) oleh isteri dan ahli keluarganya ia tidak mengubahnya" ( Faidhul Qadir, 3/327 )
Imam Az-Zahabi pula berkata :-
فمن كان يظن بأهله الفاحشة ويتغافل لمحبته فيها فهو دون من يعرس عليها ولا خير فيمن لا غيرة فيه
Ertinya : Dayus adalah sesiapa yang menyangka ( atau mendapat tanda) bahawa isterinya melakukan perkara keji ( seperti zina) maka ia mengabaikannya kerana CINTAnya kepada isterinya , maka tiada kebaikan untuknya dan tanda tiada kecemburuan ( yang diperlukan oleh Islam) dalam dirinya" ( Al-Kabair, 1/62 )
Imam Ibn Qayyim pula berkata :-
قال ابن القيم وذكر الديوث في هذا وما قبله يدل على أن أصل الدين الغيرة من لا غيرة له لا دين له فالغيرة تحمي القلب فتحمى له الجوارح فترفع السوء والفواحش وعدمها يميت القلب فتموت الجوارح فلا يبقى عندها دفع البتة
Ertinya : Sesungguhnya asal dalam agama adalah perlunya rasa ambil berat (protective) atau kecemburuan ( terhadap ahli keluarga) , dan barangsiapa yang tiada perasaan ini maka itulah tanda tiada agama dalam dirinya, kerana perasaan cemburu ini menjaga hati dan menjaga anggota sehingga terjauh dari kejahatan dan perkara keji, tanpanya hati akan mati maka matilah juga sensitiviti anggota ( terhadap perkara haram), sehingga menyebabkan tiadanya kekuatan untuk menolak kejahatan dan menghindarkannya sama sekali.
Dayus adalah dosa besar
Ulama Islam juga bersetuju untuk mengkategorikan dayus ini dalam bab dosa besar, sehingga disebutkan dalam satu athar :
لَعَنَ اللَّهُ الدَّيُّوثَ ( وَاللَّعْنُ مِنْ عَلَامَاتِ الْكَبِيرَةِ فَلِهَذَا وَجَبَ الْفِرَاقُ وَحَرُمَتْ الْعِشْرَةُ)
Ertinya : Allah telah melaknat lelaki dayus ( laknat bermakna ia adalah dosa besar dan kerana itu wajiblah dipisahkan suami itu dari isterinya dan diharamkan bergaul dengannya) (Matalib uli nuha, 5/320 )
Walaupun ia bukanlah satu fatwa yang terpakai secara meluas, tetapi ia cukup untuk menunjukkan betapa tegasnya sebahagian ulama dalam hal kedayusan lelaki ini.
Petikan ini pula menunjukkan lebih dahsyatnya takrifan para ulama tentang erti dayus dan istilah yang hampir dengannya :
والقواد عند العامة السمسار في الزنى
Ertinya : Al-Qawwad ( salah satu istilah yang disama ertikan dengan dayus) di sisi umum ulama adalah broker kepada zina" (Manar as-sabil, 2/340 , rawdhatul tolibin, 8/186 )
Imam Az-Zahabi menerangkan lagi berkenaan perihal dayus dengan katanya :-
الديوث وهو الذي يعلم بالفاحشة في أهله ويسكت ولا يغار وورد أيضا أن من وضع يده على امرأة لا تحل له بشهوة
Ertinya : Dayus, iaitu lelaki yang mengetahui perkara keji dilakukan oleh ahlinya dan ia sekadar senyap dan tiada rasa cemburu ( atau ingin bertindak), dan termasuk juga ertinya adalah sesiapa yang meletakkan tangannya kepada seorang wanita yang tidak halal baginya dengan syahwat" (Al-kabair, 1/45 )
Cemburu Dituntut Islam & Jangan Marah
Ada isteri yang menyalahkan suami kerana terlalu cemburu, benar cemburu buta memang menyusahkan, memang dalam hal suami yang bertanya isteri itu dan ini menyiasat, saya nasihatkan agar isteri janganlah memarahi suami anda yang melakukan tindakan demikian dan jangan juga merasakan kecil hati sambil membuat kesimpulan bahawa suami tidak percaya kepada diri anda. Kerap berlaku, suami akan segera disalah erti sebagai ‘tidak mempunyai kepercayaan' kepada isteri.
Sebenarnya, kita perlu memahami bahawa ia adalah satu tuntutan dalam Islam dan menunjukkan anda sedang memiliki suami yang bertanggungjawab dan sedang subur imannya.
Selain itu, bergembiralah sang suami yang memperolehi isteri solehah kerana suami tidak lagi sukar untuk mengelakkan dirinya dari terjerumus dalam lembah kedayusan. Ini kerana tanpa sebarang campur tangan dan nasihat dari sang suami, isteri sudah pandai menjaga aurat, maruah dan dirinya.
Nabi SAW bersabda :
من سعادة ابن آدم المرأة الصالحة
Ertinya : "Dari tanda kebahagian anak Adam adalah memperolehi wanita solehah ( isteri dan anak)" ( Riwayat Ahmad, no 1445, 1/168 )
Memang amat beruntung, malangnya tidak mudah memperolehi isteri solehah di zaman kehancuran ini, sebagaimana sukarnya mencari suami yang tidak dayus. Sejak dulu, agak banyak juga email dari pelbagai golongan muda kepada saya menyebut tentang keterlanjuran mereka secara 'ringan' dan 'berat', mereka ingin mengetahui cara bertawbat.
'Ringan-ringan' Sebelum Kahwin
Jika seorang bapa mengetahui 'ringan-ringan' anak dan membiarkannya, ia dayus. Ingin saya tegaskan, seorang wanita dan lelaki yang telah 'ringan-ringan' atau 'terlanjur' sebelum kahwin di ketika bercinta, tanpa tawbat yang sangat serius, rumah tangga mereka pasti goyah. Kemungkinan besar apabila telah berumah tangga, si suami atau isteri ini akan terjebak juga dengan 'ringan-ringan' dengan orang lain pula.
Hanya dengan tawbat nasuha dapat menghalangkan aktiviti mungkar itu dari melepasi alam rumah tangga mereka. Seterusnya, ia akan merebak pula kepada anak-anak mereka, ini kerana benih 'ringan-ringan' dan 'terlanjur' ini akan terus merebak kepada zuriat mereka. Awas..!!
Dalam hal ini, semua suami dan ayah perlu bertindak bagi mengelakkan diri mereka jatuh dalam dayus. Jagalah zuriat anda.
Suami juga patut sekali sekala menyemak hand phone isteri, beg isteri dan lain-lain untuk memastikan tiada yang diragui. Mungkin ada isteri yang curang ini dapat menyembunyikan dosanya, tetapi sepandai-pandai tupai melompat akhirnya akan tertangkap jua. Saya tahu, pasti akan ada wanita yang kata.
"habis, kami ini tak yah check suami kami ke ustaz?"
Jawabnya, perlu juga, cuma topic saya sekarang ni sedang mencerita tanggung jawab suami. Maka perlulah saya fokus kepada tugas suami dulu ye.
Cemburu seorang suami dan ayah adalah wajib bagi mereka demi menjaga maruah dan kehormatan isteri dan anak-anaknya.
Diriwayatkan bagaimana satu peristiwa di zaman Nabi
قَالَ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ : لَوْ رَأَيْتُ رَجُلاً مَعَ امْرَأَتِي لَضَرَبْتُهُ بِالسّيْفِ غَيْرُ مُصْفِحٍ عَنْهُ ، فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه على آله وسلم فَقَالَ : أَتَعْجَبُونَ مِنْ غَيْرَةِ سَعْدٍ ؟ فَوَ الله لأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ ، وَالله أَغْيَرُ مِنّي ، مِنْ أَجْلِ غَيْرَةِ الله حَرّمَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن.
Ertinya : Berkata Ubadah bin Somit r.a : "Jika aku nampak ada lelaki yang sibuk bersama isteriku, nescaya akan ku pukulnya dengan pedangku", maka disampaikan kepada Nabi akan kata-kata Sa'ad tadi, lalu nabi memberi respond : "Adakah kamu kagum dengan sifat cemburu (untuk agama) yang dipunyai oleh Sa'ad ? , Demi Allah, aku lebih kuat cemburu (ambil endah dan benci demi agama) berbandingnya, malah Allah lebih cemburu dariku, kerana kecemburuan Allah itulah maka diharamkan setiap perkara keji yang ternyata dan tersembunyi.. " ( Riwayat Al-Bukhari & Muslim )
Lihat betapa Allah dan RasulNya inginkan para suami dan ayah mempunyai sifat protective kepada ahli keluarga dari melakukan sebarang perkara keji dan mungkar, khasnya zina.
BILA LELAKI MENJADI DAYUS?
Secara mudahnya cuba kita lihat betapa ramainya lelaki akan menjadi DAYUS apabila :-
1) Membiarkan kecantikan aurat, bentuk tubuh isterinya dinikmati oleh lelaki lain sepanjang waktu pejabat (jika bekerja) atau di luar rumah.
2) Membiarkan isterinya balik lewat dari kerja yang tidak diketahui bersama dengan lelaki apa dan siapa, serta apa yang dibuatnya di pejabat dan siapa yang menghantar.
3) Membiarkan aurat isterinya dan anak perempuannya dewasanya terlihat (terselak kain) semasa menaiki motor atau apa jua kenderaan sepanjang yang menyebabkan aurat terlihat.
4) Membiarkan anak perempuannya ber'dating' dengan tunangnya atau teman lelaki bukan mahramnya.
5) Membiarkan anak perempuan berdua-duaan dengan pasangannya di rumah kononnya ibu bapa 'spoting' yang memahami.
6) Menyuruh, mengarahkan dan berbangga dengan anak perempuan dan isteri memakai pakaian yang seksi di luar rumah.
7) Membiarkan anak perempuannya memasuki akademi fantasia, mentor, gang starz dan lain-lain yang sepertinya sehingga mempamerkan kecantikan kepada jutaan manusia bukan mahram.
8) Membiarkan isterinya atau anaknya menjadi pelakon dan berpelukan dengan lelaki lain, kononnya atas dasar seni dan lakonan semata-mata. Adakah semasa berlakon nafsu seorang lelaki di hilangkan?. Tidak sekali-sekali.
9) Membiarkan isteri kerja dan keluar rumah tanpa menutup aurat dengan sempurna.
10) Membiarkan isteri disentuh anggota tubuhnya oleh lelaki lain tanpa sebab yang diiktoraf oleh Islam seperti menyelematkannya dari lemas dan yang sepertinya.
11) Membiarkan isterinya bersalin dengan dibidani oleh doktor lelaki tanpa terdesak dan keperluan yang tiada pilihan.
12) Membawa isteri dan anak perempuan untuk dirawati oleh doktor lelaki sedangkan wujudnya klinik dan hospital yang mempunyai doktor wanita.
13) Membiarkan isteri pergi kerja menumpang dengan teman lelaki sepejabat tanpa sebarang cemburu.
14) Membiarkan isteri kerap berdua-duan dengan pemandu kereta lelaki tanpa sebarang pemerhatian.
Terlalu banyak lagi jika ingin saya coretkan di sini. Kedayusan ini hanya akan sabit kepada lelaki jika semua maksiat yang dilakukan oleh isteri atau anaknya secara terbuka dan diketahui olehnya, adapun jika berlaku secara sulit, suami tidaklah bertanggungjawab dan tidak sabit 'dayus' kepad dirinya.
Mungkin kita akan berkata dalam hati :-
" Jika demikian, ramainya lelaki dayus di kelilingku"
Lebih penting adalah kita melihat, adakah kita sendiri tergolong dalam salah satu yang disebut tadi.
Awas wahai lelaki beriman..jangan kita termasuk dalam golongan yang berdosa besar ini.
Wahai para isteri dan anak-anak perempuan, jika anda sayangkan suami dan bapa anda, janganlah anda memasukkan mereka dalam kategori DAYUS yang tiada ruang untuk ke syurga Allah SWT.
Sayangilah dirimu dan keluargamu. Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
Akhirnya, wahai para suami dan ayah, pertahankan agama isteri dan keluargamu walau terpaksa bermatian kerananya. Nabi SAW bersabda :
من قتل دون أهله فهو شهيد
Ertinya : "Barangsiapa yang mati dibunuh kerana mempertahankan ahli keluarganya, maka ia adalah mati syahid" ( Riwayat Ahmad , Sohih menurut Syeikh Syuaib Arnout)
Subscribe to:
Posts (Atom)